I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, tekanan lemah hingga sedang dan tinggi 75 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Selo pada tanggal 14 Mei 2023 pukul 10.00 WIB.
Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 182 kali ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng dan Kali Boyong) dengan jarak luncur maksimal 1.800 m dan 1 kali ke arah barat laut (hulu Kali Senowo) dengan jarak luncur 500 m. Suara guguran terdengar 17 kali dari pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang.
Gambar 1.a-e menunjukkan analisis morfologi kubah lava dari Stasiun kamera Deles5, Tunggularum, Ngepos, Babadan2 dan foto udara dari drone tanggal 17 Mei 2023. Pada kubah barat daya, Lava 1948 dan Lava 1888 teramati adanya perubahan morfologi yang terjadi akibat adanya guguran lava. Untuk kubah tengah tidak ada perubahan yang signifikan. Dari hasil survey drone menunjukkan peningkatan volume kubah, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.372.800 m3 dan kubah tengah sebesar 2.337.300 m3.
Kegempaan
Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 13 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 30 kali gempa Fase Banyak (MP), 1 kali gempa Frekuensi Rendah (LF), 809 kali gempa Guguran (RF), dan 4 kali gempa Tektonik (TT). Secara umum intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu. Lampiran 1.f menunjukkan grafik kegempaan di Gunung Merapi.
Deformasi
Jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BAB1 ke reflektor RB1pada kisaran 4.028,077 m hingga 4.028,101 m; ke reflektor RB2 pada kisaran 3.842,618 m hingga 3.842,639 m; dan ke reflektor RB3 pada kisaran 3.413,342 m hingga 3.413,357 m. Baseline GPS Labuhan–Jrakah berkisar pada 7.108,15 m hingga 7.108,16 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan pemendekan jarak tunjam sebesar 0,07 cm/hari. Lampiran 1.f menunjukkan grafik deformasi di Gunung Merapi.
Hujan dan Lahar
Pada minggu ini tidak terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dan tidak dilaporkan adanya penambahan aliran maupun lahar dari sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
II. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa:
- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat “SIAGA”.
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Rekomendasi
Kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan sebagai berikut:
· Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya–upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi.
· Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
· Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
· Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
· Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, website
bpptkg.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau kekantor BPPTKG, Jalan Cendana No.15 Yogyakarta, telepon (0274)514180-514192.
Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 19 Mei 2023
a.n. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi,
Kepala BPPTKG
Agus Budi Santoso