Gunungapi Gamalama terletak di Pulau Ternate yang merupakan pulau gunungapi aktif tipe A dengan puncak tertinggi mencapai 1715 m di atas permukaan laut dan 1690 m di atas Kota Ternate. Selama sejarah kegiatannya sejak abad 16, gunungapi ini sangat rajin meletus dengan interval terpendek 1 tahun dan terpanjang 50 tahun. Letusan dimulai pada tahun 1538 dengan letusan yang berpusat di kawah puncak…
Dari sekian banyak gunungapi aktif yang ada di wilayah Indonesia bagian timur, G Dukono yang terletak di daerah P. Halmahera, Maluku Utara (Gambar 1), merupakan salah satu gunungapi aktif dibandingkan dengan gunungapi lainnya di wilayah Makitu Utara. Dukono dengan nama lain Dokoko, Dodoeko, Dukoma, Tals atau Toło merupakan gunungapi bertipe strato dengan sejumlah kawah aktif di sekitar puncakn…
Kelompok gunungapi yang berada di wilayah Maluku Ubers, antara lain G. Maken, G. Garnatama, G. Gamkonora, Gibu dan G. Dulkona Diantara gunung tersebut, G Garnkonora, G.Ibu dan G. Duikono merupakan gunungapi yang letaknya di Pule Halmahera G. Ibu merupakan gunungapi tipe strato, dalam sejarah letusannya pertama ka pade Agustus September 1911 berupa letusan eksplosif di bawah pusat Letution be…
Deretan gunungapi Maluku Utara adalah G.Kie Besi, G.Gamalama, G Dukono dan G Gamkonora Gunungapi Gamkonora dan Dukono berada di daratan Halmahera, dan yang lainnya merupakan gunungapi pulau. Secara administratif G. Gamkonora termasuk wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Maluku Utara, Propinsi Maluku Utara Posisi geografisnya adalah 1 22 30 Lintang Utara dan 127 03' 00" Bujur Timur (Gb. 1). Puncakny…
Maksud dari pengukuran topogarafi ini adalah dalam rangka melaksanakan kegaitan proyek penyelidikan dan Pengamatan Gunungapi pada tahun anggara 1999/2000 yang dilaksanakan oleh staf seksi Pemetaan Gunungapi subdit. Pemetaan Gunungapi, Direktorat Vulkanologi Bandung. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengukuran situasi disekitar puncak, pengamatan matahari, pengamatan visual selama pengukuran …
Penyelidikan Gaya Berat G. Lamongan dilakukan pada tanggal 23 April sampai dengan 9 Mei 1988, sebagai realisasi program Seksi Vulkanofisika yang merupakan kelanjutan penyelidikan Gaya Berat tahun 1987. Pada saat yang sama pula penyelidikan-penyelidikan dengan metoda lainnya (Seismik, Resistivity, Petrologi, Deformasi, Tilting dan Geokimia) terhadap objek yang sama.
Pengamatan aktivitas seismik bumi menuntut ketepatan dan keahlian yang tinggi dari seorang pengamat. Pengamatan seperti picking dan penentuan lebar jendela yang sangat bergantung pada subjektivitas pengamat ini sangat sulit diterapkan pada sinyal gempa vulkanik, karena umumnya onset sinyal sering kali sulit terlihat.