Kemungkinan penyebaran daerah endapan lahar ini bisa terjadi didaerah sekitar Bandung dan Cimahi, apabila banyak endapan bahan-bahan piro klastika (bahan-bahan hasl letusan berupan bom, lapili, pasir gunungapi, dan abu gunungapi) yang baru,jika terbawa air hujan ke bawah.
Pendakian puncak G. Semeru yang dilakukan mulai tanggal 20-8-1969, telah kembali dengan selamat pada tgl. 22/8-1969 djam 11.00, ketempat pemberangkatann yaitu pos Tawongsongo, djadi memakan waktu 2,5 hari.
Gunung Raung adalah gunungapi yang agak terkenal dipulau djawa, hampir seperti G. Merapi (Djateng) dan Semeru (Djatim), apalagi dengan letusanja jang terachir pada tahun 1953 dan 1956. Sehingga di Berita Gunung Berapi tahun 1953.
Atas permintaan Dinas Bencana Alam Direktorat Sungai dan Rawa, penulis bersama Saudara Ato Djuhara dibaah pimpinan sdr. I. Surjo, ditugaskan oleh Kepala Dinas Vulkanologi Direktorat Geologi Bandung, Ke. G. Kelut dan sekitarnya di Kediri Djatim.
Maksud dari pekerjaan ini, untuk membuat laporan peta daerah bahaya G. Kelut secara agak populer yaitu selain batas daerah terlarang dan batas bahaya I, batas daerah bahaya lahar ditarik sedemikian rupa,sehingga pihak ketiga (inatansi lain) dapat dengan mudah menggunakan peta ini, untuk kepentingan pengendalian lahar dan lain-lain.
Sebenarnja Peta Daerah Bahaja G. Sameru ini pa-da th. 1968 telah dibuat oleh Sår. Suparto S. B.Sc. bersama penulis sendiri. Tetapi mengingat waktu dan biaja terbatas, sehingga laporan pendahuluan terse-but, terutama hanja mementingkan daerah bahaja un tuk penjebaran lahar, sedang untuk bahaja letusan bersifat sementara.
G. Lamongan adalah gunungapi bertipe A/magnatis (Bommelen 1941), jang terletak diketjamatan Klakah, Ka-bupaten Lumadjang dan mempunjai ketinggian 1651,4 atr. Disekitar gunung ini terdapat beberapa Ranu2 (Haar) ser-ta bukit2 lava (bocca). Soolah-olah merupakan gunung-api jang mempunjai banjak mata air (Kemmerling 1920, hal. 24). Sedjak tahun 1799 sampai dengan tahun 1898 ter-tjatat 38 kali letus…
Dengan surat perintah kepala direktorat geologi No.181/S/1966 tertanggal 28 April 1966, penulis ditugaskan untuk mengadakan survey ke G. Kelut setelah terjadinya letusan dasyat dan tiba-tiba pada tanggal 26 April 1966, jam 20.15 WIB.
Dengan Sppd No. 1400/0441/3402/88 penulis bersama Sdr. L. Djoharman, B. SC dibantu dengan Sdr. Kosim Al Sukar sebagai pengemudi ditugaskan ke Gunung Galunggung dan G. Kelut untuk melakukan pengukuran deformasi ulang setiap 2 atau 4 bulan sekali. Laporan G. Kelut penulis jelaskan dalam bab berikutnya. G. Galunggung dibuat oleh Sdr.Djorhaman, B.Sc.
Dengan Surat Perintah Perjalanan Dinas No. 2306, tanggal 2-2-1989, Komar Restikajaya, Sobana Rasid, pengemudi Kosim Al Sukar dan penulis di-tugaskan untuk menentukan/memilih lokasi setasiun Tilting disekitar G. Guntur di Kabupaten Garut Jawa Barat. G. Guntur adalah nama sebuah puncak dari suatu kelompok gunung muncul ditiga dataran tinggi (dataran tinggi Leles, Garut dan sungai Cimanuk).