Sejak kegiatan tanggal 17 Maret 1975 yang lalu kunjungan ini merupakan pertama kalinya bagi petugas Volkanologi. Kesempatan diperoleh dari " Tunas Indonesia Tours and Travel" di Jakarta yang melakukan wisata ke G. Anak Krakatau dan Ujung Kulon bersama 28 orang wisatawan asing warganegara Amerika Serikat, Belanda dan Italia.
Perdjalanan dari Bandung ke Jogjakarta dengan berkendaraan mobil (suburban). Jang berangkat dari Bandung pukul 06.00 sampai di Jogja pukul 20.00. Esok harinja meneruskan perdjalanan dengan tudjuan ke Sura-baja, dengan berkendaraan bus malam Damri Espres, berangkat dari Jogja pukul 20.00 sampai di Surabaja pukul 04.00 dini hari. Perdjalanan dilandjutkan dengan tudjuan Denpasar berangkat pukul 05…
G. Lewotobi Perempuan merupakan gunungapi kembar dengan Lewotobi Laki2, mempunjai ketinggian 1703 m diatas muka laut. Terdiri dari 2 kawah. Jang pertama kawah jang tertua (Kawah A), berukuran 750 x 600 m. Didalam kawah tersebut terdapat kawah lain jang lebih muda (Kawah B), berukuran 380 x 350 m, jang didalamnja terdapat kubah lava. Dinding kawah disebelah Timur Laut merupakan bagian jang teren…
Suatu bencana alam telah terjadi di P. Siau dalam bulan februari sampai april 1974. Sebenarnya gempa bumi yang menimbulkan bencana tersebut, tetapi karena terjadi pula letusan gunung api Siau (nama setempat G. Karangetang) yang disertai dengan lelehan lava, penduduk menyangka bahwa bencana berhubungan erat dengan peletusan tersebut. Penduduk mengungsi karena gempa bumi kuat terus menerus terjad…
G. Kelut merupakan salah satu gunungapi yang sangat berbahaya di Jawa Timur. Setelah letusannya yang terakhir pada 26 April 1966, hingga saat ini masih tetap tenang. Meskipun telah istirahat selama lebih dari 22 tahun. Diperkirakan pada waktu sekarang ini gunungapi tersebut telah memasuki masa yang diperkirakan akan giat kembali. Oleh karena itu, sejak beberapa tahun yang lalu sistem pengamata…
G. Lokon merupakan ujung paling Utara deretan gunung api di Minahasa, di samping G. Mahawu. Puncak gunung ini yang sesungguhnya (s.113 dan s.115) adalah datar, tidak mempunyai lubang kawah. Kegiatan-kegiatan juga tercatat sejak abad permulaan hingga tahun 1800 ialah pada kawah Empung. Kegiatan-kegiatan disinilah yang menyebabkan jatuhnya korban manusia penduduk setempat.