Deformasi pada tubuh gunungapi yang disebabkan oleh kegiatan magma yang berada dibawahnya. Hal ini diasumsikan berbentuk bola didalam media semi elastik yang menekan kesegala arah sehingga mampu mendorong tubuh gunungpi. Deformasi pada tubuh gunungapi biasanya terjadi sebelum letusan (inflasi) atau setelah letusan (deflasi).
Data kegempaan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dari pemantauan seismik di Pos Pengamatan Gunungapi Guntur, yakni data seismik (kegempaan) dalam kurun waktu 1 Januari 2008 - 26 Agustus 2008.
Upaya yang dilakukan dalam menghindari bahaya letusan gunungapi salah satunya adalah dengan melakukan pemantauan secara periodik atau berkala. Hal ini dimaksudkan untuk melihat besarnya pergerakan dan tingkat aktivitas dari tubuh gunungapi.
Pemantaun aktivitas gunungapi dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara lain metode seismik, thermal, kimia gas, dan deformasi. Salah satu metode yang cukup efektif, disamping metode seismik yang umum digunakan adalah metode deformasi yang berbasiskan pada pengukuran geodetik terhadap deformasi horizontal dan vertikal dari daeah gunungapi tersebut.
Gunungapi Guntur terletak di Garut, Jawa Barat, Indonesia. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1847. Karena Gunung GUntur berada dekat dengan daerah yang populasinya padat di Garut, diperlukan mitigasi bencana gununga[i. Dalam penelitian ini, kami melakukan penentuan struktur kecepatan seismik 3D yagn berasal dari inversi tomografi.
Akibat dari akitifitasnya pergerakan sistem sesar Sumatera menimbulkan fenomena alam yang destruktif, yaitu terjadi gempa di sepanjang lintasannya. Sistem sesar Sumatera juga merupakan salah satu sistem geser aktif terbesar di dunia. Ini menyebabkan wilayah Pulau SUmatera menjadi wilayah potensial jika terjadi gempabumi di kemuaidan hari. Selain itu, banyaknya gunung api di Indonesia menjadika…
Gunung Guntur merupakan komplek gunungapi yang terletak di Kab. Garut, Jawa Barat. Gunungapi ini aktif mengalami erupsi pada abad ke -19. Pada periode antara tahun 1800 hingga 1847, terjadi 21 kali erupsi yang berlangsung dalam kurun wajtu yang singkat (
Gunungapi Guntur merupakan gnungapi aktif yang memiliki potensi bencana letusan yang berulang, maka aktivitasnya perlu diamati secara kontinu. Informasi lokasi dan prubahan volume sumber tekanan sangat bermanfaat dalam pemantauan aktivitas gunungapi.