Pengarang tulisan ini telah mengikuti peristiwa kegiatan efusiva G. Batur dalam tahun 1963 lengkap dari permulaan sampai achir. Setelah aliran lavanja betul2 berhenti, barulah kompleks ini ditinggalkan. Landjutan dari laporan pertama lama tertunda. Sebabnja, selama musim hudjan achir 1963 hingga awal 1964, penulis harus memusatkan perhatiannja kepada lahar2 G. Agung jang mulai berkembang dengan…
The type of eruption of the Batur Volcano is a typical phenomenon for volcanoos which is starting renewed activity with new foamed, like saltic lava after having experience caldera forming
Pada achir bulan Djuni 1959 Urusan Volkanologi menerima tilgram dari Kep. Daerah Swatantra Tkt I Bali, jang menjebutkan bahwa danau Batur kelihatan sebagian mendjadi putih, sedangkan banjak ikan mati. Kemudian beberapa hari lagi menjusul sebuah berita jang menjatakan bahwa putihnja danau moluns hing-ga hampir meliputi 1/3 dari bagian Utara. Ribuan ikan mati dan penduduk chawatir akan kedjadian …
Peta geologi lembar Baturaja ini disederhanakan dan dikompilasi dari Gafoer dkk (1993), dan penentuan umur dari intrusi granitnya oleh McCourt dan Cobbing (dilampirkan dalam kotak merah berikut peta geokimianya). Struktur dan sesar daerah ini ditafsirkan dari citra potret udara yang dilakukan oleh Puslitbang geologi bekerjasama dengan SSGMEP. Struktur di daerah ini yang dom…
Telah dilakukan penyelidikan geofisika dengan metode gravitasi di G. Batur, Bali dengan 150 titik ukur yang mencakup daerah seluas 20km x 20km. Alat yang digunakan adalah gravitimeter La Coste dan Romberg type G-1118 MVR yang dilengkapi dengan sistem umpan balik dengan ketelitian 0,005mgal. Untuk penentuan posisi dan ketinggian digunakan GPS diferensial dengan metode rapid static dengan ketelit…
The Batur Caldera, in the northeastern part of Bali island, is an elliptical collapse structure 13.8 by 10 km in diameter with another circular composite collapse structure with a diameter of 7.5 km in its centre.
Dalam upaya untuk mengetahu karakteristik deformasi Gunungapi Batur, dilakukan penelitian menggunakan metode-metode geodetik seperti Sipat Datar, EDM, GPS dan InSAR, dengan maksud untuk memperoleh informasi pada tubuh Gunungapi Batur, baik dalam arah horisotal maupun vertikal yang kemudian dapat dipergunakan untuk mengetahui karakteristik deformasinya.
Hasil perhitungan anaslisis hiposenter vulkanik yang terjadi disekitar Gunung Batur dan Gunung Batur menunjukkan bahwa gempa-gempa tersebut lebih banyak terkonsentrasi dan membentuk kelurusan memanjang dengan arah NE-SW (timurlaut-baratdayat).