Aktivitas Gunung Semeru terdapat di kawah Jonggring Seloko yang terletak di tenggara Puncak Mahameru. Letusan Gunung Semeru umumnya bertipe Vulkanian dan Trombolin. Aktivitas yang terekam pada stasiun pemantauan adalah gempa bumi vulkanik terjadi akibat adanya aktivitas magma atau fluida.
Penelitian yang telah dilakukan ini bertujuan untuk mengklasifikasikan gempa pada Gunung Lokon dan menganalisis karakter gempa-gempa tersebut untuk menentukan mekanisme letusan dari Gunung Lokon berdasarkan rekaman data seismogram April sampai dengan Mei 2012.
Gunung Lokon merupakan salah satu gunungapi aktif yang cukup berbahaya di Sulawesi Utara. Hunung Lokon termasuk gunungapi tipe strato dengan memiliki Kawah Tompaluan. Pemantauan kegempaan dilakukan secara terus menerus dengan tiga stasiun seismometer, direkam secara analog dan digital.
Data kegempaan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dari pemantauan seismik di Pos Pengamatan Gunungapi Guntur, yakni data seismik (kegempaan) dalam kurun waktu 1 Januari 2008 - 26 Agustus 2008.
Gempabumi vulkano tektonik (VT) berhubungan dengan intrusi fluida di dalam tubuh gunungapi. Frekuensi dari spektral VT mengindikasikan stress efektif yang berasal dari aktivitas gunungapi. Spektral ini dapat diaplikasikan untuk menentukan parameter sumber dan dinamika sumber dari gempabumi VT tersebut.
Selat Sunda terletak di zona transisi antara dua tipe subduksi yang berbeda : subduksi normal di sebelah selatan P. Jawa dan subduksi miring di sebelah barat P. Sumatera. Implikasi dari posisi tersebut, derah di sekitar Selat Sunda dipertimbangkan sebagai salah satu kunci untuk memahami proses-proses geodinamika yang sedang berlangsung di bagian barat kepulauan Indonesia.
Aktivitas seismik Gunung Lokom menarik untuk dipelajari. Analisa aktivitas vulkanik ini dilakukan dengan menentukan gempa vulkanik dalam (VA) dan gempa vulkanik dangkal (VB) pada bulan AGustus s.d. September 2014. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan distribusi hiposenter gempa tipe VA dan tipe VB yang terjadi.
Banyak gunungapi di Indonesia hanya dipantau dengan satu alat kegempaan yang direkam secara analog, dimana dari data analog ini dapat dibaca waktu terjadinya, amplitudo dan durasi gempa. Melalui durasi gempa dapat dihitung megnitudo gempa yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk menghitung energi gempa dan pada akhirnya dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi proses fisis dalam tubuh gunungapi.
Kami mengestimasi struktur kecepatan tiga dimensi gelompabng P (Vp), kecepatan gelombang S (Vs) serta rasio Vp/Vs di bawah permukaan Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Gunung Sinabung termasuk ke adalam tipe B, yaitu gunungapi yang tidak ada aktivitas vulkanik lebih dari 400 tahun. Aktivitas kegempaan Gunung Sinabung mengalami peningkatan kembali pada Juli 2013, diikuti serangkaia…
Akibat dari akitifitasnya pergerakan sistem sesar Sumatera menimbulkan fenomena alam yang destruktif, yaitu terjadi gempa di sepanjang lintasannya. Sistem sesar Sumatera juga merupakan salah satu sistem geser aktif terbesar di dunia. Ini menyebabkan wilayah Pulau SUmatera menjadi wilayah potensial jika terjadi gempabumi di kemuaidan hari. Selain itu, banyaknya gunung api di Indonesia menjadika…