Zonasi risiko bahaya gunungapi dibuat terhadap semua jenis tutupan lahan (elemen bencana) yang ada di kawasan G. Gede. Faktor yang diperhitungkan dalam penentuan tingkat kerentanan suatu elemn bencana terhadap ancaman bahaya erupsi gunungapi adalah faktor manusianya yaitu keberadaan serta aktifitas manusia di dalam suatu elemen bencana tersebut.
L'Indonesie compte plus de 129 volcans acfics repartis sur un arc volcanique de 6000 kilometres de long (Fig.1.1). A peu pres 70 volcans, soit 60%, ont ete actifs au cours des quatre derniers siecles. Au total, environ 4 millions de personnes sont sous la menace permanente d'eruptions (Sudrajat, 1992).
Kandungan unsur utama dan unsur jarang dalam batuan gunungapi dapat menerangkan proses magmatik dan karakteristik suatu gunungapi. Penelitian ini hanya dibatasi pada analisis unsur utama. Unsur utama ini ditentukan dengan tiga metoda; gravimetri, spektrofotometri, dan spektrofotometri serapan atom.
Beberapa karakteristik Gunung Lokon yang telah di teliti menunjukkan bahwa gelombang gempa vulkanik Gunung Lokom memiliki keunikan yang berbeda dengan gunungapi lain di Indonesia. Pemantaun kegempaan Gunung Lokon dilakukan menggunakan 5 stasiun seismik di sekita Gunung Lokon.
Tujuan Direktorat Vulkanologi ini untuk penyelidikan dan pengamatan gunungapi di Indonesia adalah mencari upaya untuk memperkecil bencana yang di timbulkan oleh letusan gunungapi. Untuk mencapai tujuan ini sebaik-baiknya diperlukan riset ilmiah yang mendalam terhadap setiap gunungapi giat di Indonesia.
Gunung Gede sering menunjukkan peningkatan kagiatan, antara lain tahun 1990 hingga 1992, tanpa diakhiri letusan. Peningkatan kegiatan ini ditandai dengan meningkatnya jumlah gempa gunungapi. Pemantauan kegempaan dilakukan secara menerus dengan satu stasiun, direkam dengan cara analog.
Pemodelan aliran lahar menggunakan program LaharZ merupakan simulasi numerik dari aliran lahar menggunakan data elevasi. Aliran ini dikontrol oleh faktor resolusi digital elevasi model (DEM) dan kondisi awal sumber, yang meliputi volume, lokasi dan geometri sumber. Dari pemodelan ini dapat diketahui jalur/alur jalannya, jarak, dan area yang terkena dampak dari aliran lahar.
Caldera forming eruption is on of the important phenomena that caused direct huge damage of global impact not only for a short time but moreover for long periods. There have been three big caldera forming eruption in Indonesia within a period of 1000 years BP that affected global climate change, such as Rinjani (1257 AD), Tambora (1815 AD) and Krakatau (1883 AD).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui deformasi yang terjadi pada gunungapi menggunakan metode PS-InSAR denga validasi menggunakan data GPS. Data SAR yang digunakan, terdiri dari 27 citra Sentinel 1A tipe SLC dengan tanggal akuisisi 2 Januari hingga 28 Desember 2017.