Penulis pada tgl. 11-10-1972, ditugaskan oleh Kasi Petapi ke Gn. Bur Ni Telong yang berkududukan di Kecamatan Bukit / Timang Gajah, Kabupaten Takengan termasuk wilayah Aceh Tengah - Sumatera Utara.
Maksud dari pemeriksaan dan penelitian sekitar puncak Bur Ni Telong inilah untuk menentukan daerah bahaya sementara. Peta Daerah bahaya ditetapkan berdasarkan penlitian lapangan dan bahan - bahan keterangan mengenai Bur Ni Telong di Aceh Tengah, Sumatera Utara, yang telah disusun oleh Kama Kusumadinata pada tahun 1969, yang telah memperhatikan batas - batas daerah bahayanya berdasarkan peta to…
Maksud dari laporan ini hanya sekedar memberikan laporan tentang kisah perjalanan/pekerjaan, selama penulis bertugas di G. Kaba yang berkedudukan di Ketjamatan Tjurup, Kab. Bedjang Lebong Bengkulu/Sumatra Selatan.
Di Pulau Sumatera terdapat 30 buah gunungapi, ialah 10 buah tipe (9 di Pulau Sumatera, sebuah merupakan pulau - pulau kecil ialah G. Krakatau), 11 buah tipe B dan 9 tipe C. Jumlah ini adalah menurut Petroeschevsky dan Th. H. F. Klompe (1950). R. W. VAn Bemmelen (1949) menambahkan sebuah tipe c lagi menjadi 12, hingga jumlah seluruhnya adalah satu buah, sedang Van Bemmelen menghitung 2 buah lapa…
Seperti pula halnya dengan g. Peuet Sague, penelitian lapangan G. Bur ni Telong yang diharapkan dapat menghasilkan suatu Peta Daerah Bahaya sementara disekitaranya, dalam tahyn pertama pembangunan lima tahun ini; tidak dapat dilangsukan dan sebagai kompensasinya pula telah dilakukan pengumpulan data mengenai gunungapi ini yang dicantumkan di sini dalam bentuk "sesuai dengan bunyi aslinya", tanp…
G. Peuet Sague di Aceh Sumatera Utara, termasuk salah satu gunungapi tipe A yang belum memiliki peta daerah bahaya sekitaranya. Karenanya, penulis cantumkan penelitian lapangannya selama musim kemarau tahun 1969 dalam rangka projek pelaksanaan Rencana Pembangunan lima tahun.
Selat Sunda terletak di zona transisi antara dua tipe subduksi yang berbeda : subduksi normal di sebelah selatan P. Jawa dan subduksi miring di sebelah barat P. Sumatera. Implikasi dari posisi tersebut, derah di sekitar Selat Sunda dipertimbangkan sebagai salah satu kunci untuk memahami proses-proses geodinamika yang sedang berlangsung di bagian barat kepulauan Indonesia.
Akibat dari akitifitasnya pergerakan sistem sesar Sumatera menimbulkan fenomena alam yang destruktif, yaitu terjadi gempa di sepanjang lintasannya. Sistem sesar Sumatera juga merupakan salah satu sistem geser aktif terbesar di dunia. Ini menyebabkan wilayah Pulau SUmatera menjadi wilayah potensial jika terjadi gempabumi di kemuaidan hari. Selain itu, banyaknya gunung api di Indonesia menjadika…