G. Awu adalah gunung api aktif (tipe yang terletak paling utara dari kumpulan Minahasa dan Sangihe berada pada posisi geografis 3°40' LU dan 125° 30' BT. Gunung api dengan danau kawah ini telah istirahat (masa aktif normal) selama lk. 15 tahun. Letusannya yang terakhir terjadi pada 12 Agustus 1966. Pada Mei 1984 dilakukan pengamatan seismik dan diharapkan memperoleh petunjuk tentang aktifitas…
Gunung Ruang terletak di dalam gugusan kepulauan Sangihe Talaud pada posisi 2 (derajat) 17' LU, 125 (derajat) 25' BT, Tingginya 714m diatas permukaan laut. Pada bulan juli 1975 terlihat adanya perubahan suhu yang menyolok pada titik pengukuran yang diberi nama titik II. Titik ini adalah tembusan solfatar yang terletak pada ujung aliran lava 1949
Suatu bencana alam telah terjadi di P. Siau dalam bulan februari sampai april 1974. Sebenarnya gempa bumi yang menimbulkan bencana tersebut, tetapi karena terjadi pula letusan gunung api Siau (nama setempat G. Karangetang) yang disertai dengan lelehan lava, penduduk menyangka bahwa bencana berhubungan erat dengan peletusan tersebut. Penduduk mengungsi karena gempa bumi kuat terus menerus terjad…
Gunung Lamongan (+1671 meter) merupakan suatu gunungapi aktif (tipe A) di Indonesia yang mempunyai ciri khusus yaitu terdapat banyak bekas hasil letusan di daerah kakinya. Gunungapi tersebut terletak di wilayah Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Gambar 1).
Kawah Ijen merupakan gunungapi aktif (tipe A) yang terletak di wilayah kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Gb. 1). Secara geografis terletak pada 08 03 30 Lintang Selatan dan 114 14 30 Bujur Timur, dengan ketinggian +2386 meter di atas permukaan laut.
Metode seismik adalah metode untuk memahami dalam gunungapi dengan melakukan analisis seismik gunungapi Papandayan, Jawa Barat, dapat mengolah data hasil rekaman seismogram dan membandingkannya dengan ilmu yang sudah didapat.
Sebagai metode utama dalam pemantauan Gunung Semeru, metode seismik digunakan untuk memantau pergerakan magma didalam gunungapi yang dapat digunakan, sebagai indikator akan terjadinya erupsi.
Penyebab terjadinya gempa tremor adalah adanya pelepasan energi karena pergerakan magma yang mengalami gangguan keseimbangan, Untuk mengetahui aktivitas dari magma dapat diketahui dengan menganalisa tremor yang terjadi.
Deformasi dengan menggunakan GPS dengan objek Gunung Guntur. Walaupun Gunungapi Guntur saat ini belum menandakan adanya tanda akan erupsi setelah waktu yang cukup panjang. Tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti akan erupsi, maka pemantauan gunungapi seperti deformasi dan juga seismisitas harus dilakukan secara menerus.
Aktivitas Gunung Sinabung diperlukan kajian lebih jauh mengenai data seismik pada seismograf yang mencatat aktivitas Gunung Sinabung.