Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), memaparkan capaian pelayanannya untuk tahun 2025. Hasil kerja ini menjadi kunci ganda, yakni sebagai modal penting dalam mendongkrak ketahanan energi nasional melalui kekayaan sumber daya alam, sekaligus memperkuat upaya mitigasi risiko bencana geologi di Indonesia.
Dampak Ganda Geologi Indonesia: Sumber Daya Melimpah dan
Risiko Bencana
Indonesia
merupakan wilayah yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama
dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik
(Gambar 1). Posisi geologis ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu kawasan
dengan dinamika tektonik yang sangat kompleks.
Kondisi
tektonik tersebut memberikan dampak ganda bagi Indonesia. Di satu sisi,
pertemuan antar lempeng tektonik berimplikasi pada kekayaan sumber daya alam
yang melimpah. Beberapa potensi yang dihasilkan antara lain sumber daya minyak
dan gas bumi, mineral, batubara, panas bumi (geothermal), serta air tanah. Kekayaan ini menjadi salah satu modal
penting dalam pembangunan ekonomi nasional.
Namun
demikian, kondisi tektonik tersebut juga membawa risiko geologi yang
signifikan. Aktivitas tektonik dan vulkanik yang tinggi menjadikan Indonesia
rawan terhadap berbagai bencana alam. Potensi bencana tersebut antara lain
letusan gunung api, tanah longsor, gempa bumi, serta tsunami. Oleh karena itu,
pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan secara berimbang dengan upaya
mitigasi bencana geologi guna meminimalkan risiko terhadap masyarakat dan
infrastruktur.
Strategi
Mendukung Lifting Migas Melalui Peta Cekungan Sedimen
Peta
cekungan sedimen merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung
kegiatan eksplorasi dan pemetaan potensi sumber daya migas di Indonesia.
Cekungan sedimen sendiri didefinisikan sebagai suatu wilayah geologi yang
mengalami penurunan (subsidence) dan terisi oleh endapan sedimen dalam
jumlah yang signifikan, sehingga berpotensi menyimpan sistem perminyakan. Peta
ini berfungsi sebagai dasar pengetahuan (baseline) mengenai sebaran
cekungan serta memberikan informasi status capaian eksplorasi migas di
dalamnya. Beberapa strategi Badan Geologi dalam mendukung lifting migas
ini diantaranya secara jangka
pendek memberikan rekomendasi wilayah keprospekan migas guna menyiapkan paket
data wilayah kerja migas; jangka menengah dan panjang: Melakukan survei umum
migas dan penyelidikan keprospekan migas untuk meningkatkan status cekungan
sedimen serta menarik minat KKKS; serta Memanfaatkan platform digital dan
publikasi untuk membuka akses informasi kepada publik.
Selain itu, dalam Sumber Daya Mineral, Indonesia
memiliki 15 jalur metalogeni yang terbentuk dari proses magmatik dan
menghasilkan mineralisasi logam (Gambar 2). Jalur metalogeni ini membentang
dengan total panjang sekitar 15.000 kilometer, mencerminkan kompleksitas
geologi serta potensi mineral yang sangat besar di wilayah ini.
Dari total
panjang tersebut, sekitar 7.000 kilometer telah dieksplorasi secara intensif.
Eksplorasi yang dilakukan pada jalur ini telah mengungkap keberadaan berbagai
sumber daya mineral berharga, termasuk logam dasar, logam mulia, serta mineral
kritis lainnya yang berperan penting bagi kebutuhan industri nasional maupun
global.