Bandung, June 11, 2025— The Geological Agency officially launched the
1:1,000,000-scale Indonesian Metallogenic Map of the Sunda-Banda Arc and
Sulawesi Arc (covering the Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Surabaya, and
Manado sheets) at the Auditorium of the Center for Mineral, Coal, and
Geothermal Resources (PSDMBP).
The hybrid-format event began at 09:00 AM and was attended by a wide range of stakeholders, including the Secretary of the Geological Agency (SBG), the Head of the Geological Survey Center (PSG), representatives from the Directorate of Mineral Business Development, the ESDM Data and Information Center (Pusdatin), various Geological Agency work units, the National Research and Innovation Agency (BRIN), the Indonesian Association of Geologists (IAGI), the Indonesian Mining Professionals Association (PERHAPI), the Indonesian Society of Economic Geologists (MGEI), and academics such as the Bandung Institute of Technology (ITB), Padjadjaran University (Unpad), and the Bandung Polytechnic of Energy and Mining (PEP), along with representatives from PSDMBP’s technical teams.
The event began with a video presentation showcasing the launch of the Indonesian Metallogenic Map, highlighting the field investigation process and the ceremonial signing of the map by the Head of the Geological Agency, Muhammad Wafid A.N. This was followed by a keynote address delivered by the Head of PSDMBP, Agung Pribadi.
Metallogenic maps are thematic geological maps that depict the distribution of mineral resource locations and the orientation of metal mineralization trends across Indonesia. The Indonesian Metallogenic Map of the Sunda-Banda Arc and Sulawesi Arc is the result of a compilation and update of national-scale geological and metal mineral resource data. The map currently released is based primarily on ore deposit location data from the Mineral Resource Balance as of 2024, compiled by PSDMBP. Supporting components include the 1:1,000,000-scale Regional Geological Maps produced by PSG and collaborative data from the Geological Resources Research Center—BRIN.
In his remarks, the Head of PSDMBP explained that the Geological Agency’s
roadmap for updating metallogenic maps began implementation in 2024, with the
goal of completing 16 map sheets by 2026. As of 2024, the completed sheets
include Medan, Palembang, Padang, Jakarta, Surabaya, and Manado—all at a scale
of 1:1,000,000.
The Indonesian Metallogenic Map plays a strategic role in the development
of the national metal mineral sector. It serves as a key reference for planning
exploration activities and identifying prospective areas with greater accuracy.
The map also provides essential classifications of ore types and deposit models
that support more targeted exploration strategies. Moreover, it enhances the
understanding of geological potential—particularly in underexplored
mineralization pathways—reduces investment risks through credible scientific
data, and supports sustainable spatial planning and mineral resource management
policies.
The launch event also featured the presentation of the Indonesian Minerals Yearbook 2024, which has now been completed. This publication is expected to serve as a practical reference for mineral investigations, particularly in the context of resource management and investment enhancement in Indonesia. The yearbook covers the availability, trends, challenges, resource and reserve data for each mineral commodity, along with regulatory aspects related to specific minerals. It also includes a comprehensive location map as a reference for stakeholders from both government and the private sector.
This year’s edition of the yearbook focuses on 16 selected metal and
non-metal mineral commodities. These were chosen based on high market demand
and promising development potential within Indonesia.
As part of the event’s agenda, a technical presentation was delivered by PSDMBP representatives on the Indonesian Metallogenic Map, the Indonesian Minerals Yearbook 2024, and the development of a WebGIS application for the metallogenic map. This application is envisioned as a living map, capable of being updated in real-time. The event concluded with a discussion and feedback session involving attendees.
Overall, the launch of the Indonesian Metallogenic Map of the Sunda-Banda Arc and Sulawesi Arc, along with the Indonesian Minerals Yearbook 2024, is expected to make a significant contribution to enhancing investment, advancing downstream development, and promoting the sustainable management of mineral resources. Both outputs are intended to serve as applicable, science-based references for stakeholders across government and industry.
Badan Geologi
Luncurkan Peta Metalogeni Indonesia Skala 1:1.000.000
Bandung, 11 Juni 2025
— Badan Geologi secara resmi meluncurkan Peta Metalogeni Indonesia Busur
Sunda-Banda dan Busur Sulawesi (Lembar Medan, Lembar Padang, Lembar Palembang,
Lembar Jakarta, Lembar Surabaya dan Lembar Manado) untuk skala 1:1.000.000
di Ruang Auditorium Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi (PSDMBP).
Acara dimulai pukul 09.00 secara hibrid dan dihadiri para pemangku kepentingan, diantaranya Sekretaris Badan Geologi (SBG), Kepala Pusat Survei Geologi (PSG), perwakilan dari Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral, perwakilan dari Pusdatin ESDM, perwakilan satker-satker di lingkungan Badan Geologi, perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI), Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI), serta akademisi seperti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Politeknik Energi dan Pertambangan (PEP) Bandung, serta perwakilan dari tim-tim teknis di lingkungan PSDMBP.
Acara diawali dengan penayangan
video peluncuran Peta Metalogeni Indonesia yang menampilkan proses penyelidikan
di lapangan dan penandatanganan peta oleh Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid
A.N. Selanjutnya acara diisi dengan penyampaian keynote speech oleh Kepala PSDMBP, Agung Pribadi.
Peta metalogeni adalah
peta geologi tematik yang menggambarkan distribusi lokasi sumber daya mineral
serta arah jalur mineralisasi logam di wilayah Indonesia. Peta Metalogeni
Indonesia Busur Sunda-Banda dan Busur Sulawesi ini merupakan hasil kompilasi
dan pemutakhiran data geologi dan sumber daya mineral logam berskala nasional. Peta
yang diluncurkan saat ini disusun dengan komponen utama berupa data lokasi
sumber daya bijih mineral logam dari Neraca Sumber Daya Mineral hingga tahun
2024, yang dihimpun oleh PSDMBP. Komponen pendukung dari peta metalogeni ini berupa
Peta Geologi Regional Skala 1:1.000.000 dari PSG dan data hasil kolaborasi dengan Pusat Riset Sumber Daya
Geologi-BRIN.
Kepala PSDMBP menjelaskan bahwa di dalam
Roadmap Pemutakhiran Peta Metalogeni Badan Geologi, kegiatan pemutakhiran ini
dimulai tahun 2024 dengan target menyelesaikan 16 lembar peta pada tahun 2026.
Hingga 2024, lembar yang berhasil diselesaikan adalah Lembar Medan, Palembang,
Padang, Jakarta, Surabaya, dan Manado, semuanya dalam skala 1:1.000.000.
Peta Metalogeni
Indonesia memiliki peran strategis dalam rangka pengembangan sektor mineral
logam nasional. Peta ini dapat menjadi acuan utama dalam rencana eksplorasi dan
penentuan wilayah prospek secara lebih akurat, sekaligus menyediakan
klasifikasi bijih dan tipe endapan yang penting bagi strategi eksplorasi.
Selain itu, peta ini juga meningkatkan pemahaman atas potensi geologi, terutama
di jalur mineralisasi yang belum terpetakan, meminimalkan risiko investasi
melalui data ilmiah yang kredibel, serta mendukung kebijakan tata ruang dan
pengelolaan sumber daya mineral yang berkelanjutan.
Dalam acara peluncuran peta metalogeni ini juga
disampaikan mengenai buku Indonesian Minerals Yearbook 2024 yang sudah
selesai disusun. Diharapkan buku tersebut dapat menjadi rujukan aplikatif dalam penyelidikan
mineral, terutama dalam konteks mengelola sumber daya mineral, dan
berkontribusi pada peningkatan investasi di Indonesia. Buku ini membahas keterdapatan, tren, isu, sumber daya dan cadangan setiap komoditi
mineral saat ini, serta aspek regulasi terkait dengan mineral
tertentu. Peta lokasi disertakan untuk acuan bagi seluruh pemangku kepentingan
baik dari pemerintah maupun sektor swasta.
Oleh
karena itu, buku ini dimaksudkan untuk memberikan acuan lengkap yang dapat
digunakan tidak hanya untuk investor, sektor swasta dan pemerintah, serta pemangku
kepentingan lainnya. Namun, di dalam buku ini hanya dibahas 16 (enam belas)
komoditi mineral logam dan mineral bukan logam. Pemilihan komoditas tersebut didasarkan
kepada permintaan tinggi dan peluang pengembangan mineral ini di Indonesia.
Dalam rangkaian kegiatan peluncuran peta
metalogeni ini, sesi berikutnya adalah paparan dari narasumber-narasumber
PSDMBP terkait dengan Peta Metalogeni Indonesia dan Indonesian Mineral Years Book 2024, serta pengembangan aplikasi WebGIS
peta metalogeni yang diharapkan menjadi living map yang datanya dapat diupdate
secara real time. Acara ini ditutup dengan sesi terakhir berupa sesi diskusi
dan feedback dari para peserta yang hadir dalam acara peluncuran tersebut.
Secara umum, dari peluncuran Peta
Metalogeni Indonesia Busur Sunda-Banda dan Busur Sulawesi serta buku Indonesian Minerals Yearbook 2024 ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang penting dalam mendorong peningkatan investasi, hilirisasi dan
pengelolaan sumber daya mineral yang berkelanjutan serta menjadi rujukan aplikatif bagi seluruh pemangku
kepentingan baik dari pemerintah maupun sektor swasta.