Pada prinsipnya deformasi dari tubuh gunungapi dapat berupa kenaikan permukaan tanah (inflasi) ataupun penurunan permukaan tanah (deflasi). Deformasi yang berupa inflasi umumnya terjadi karena proses gerakan magma ke permukaan yang menekan permukaan tanah di atasnya.
Seismologi gunungapi merupakan cabang ilmu seismologi yang khusus mempelajri hubungan antara kegiatan vulkanik dan kegempaannya. Cabang ilmu ini melihat aktifitas kegempaan melalui proyeksi sinyal yang dihasilkan oleh kegiatan isi dalam gunungapi.
Deformasi tubuh gunungapi merupakan gejala perubahan di permukaan gunungapi. Gejala ini juga berhubungan erat dengan kegiatan magma, dicerminkan dan diidentifikasikan sebagai perubahan tekanan di dalam tubuh gunungapi yang disebabkan oleh tekanan/gerakan magma di bawah permukaan.
Dengan menggunakan ilmu geodesi, kondisi aktivitas gunungapi dapat dipantau sehingga banyak sekali metode di bidang geodesi yang digunakan untuk pemantauan gunungapi, salah satunya metode deformasi. Metode deformasi membantu dalam pemantauan aktivitas gunungapi dengan memberikan petunjuk mengenai apa yang terjadi jauh di bawah permukaan tanah.
Dengan mempelajari ilmu geofisika maka dapat mempelajari bumi baik di atas maupun di bawah permukaan bumi, salah satunya adalah mempelajari gunungapi yang ada di permukaan bumi.
Sebagai negara tkto-vulkanik aktif, maka Indonesia kaya akan gunungapi. Banyaknya gunungapi embuat kita mencoba memikirkan bagaimana meminimalisasi dan mencegak bahaya yang dapat ditimbulkan oleh letusan gunungapi tersebut.
Gunung Lokon merupakan gunungapi tipe A yang meiliki dua puncak yaotu puncak Gunung Lokon dan Gunung Empung. Sesungguhnya Gunung Lokon dan Gunung Empung adalah gunungapi yang berdampingan dan berbagi waktu erupsi.
Salah satu tugas pokok Direktorat Vulkanologi DITJEN Geologi dan Sumber Daya Mineral Dep. Pertambangan dan Energi adalah melakukan pengawasam atau pemantauan secara periodik terhadap aktivitas gunung berapi yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 3 lempeng utama, lempeng Eurasia di utara, Lempeng Indo-Australia di selatan, Lempeng Pasifik di timur dan Lempeng kecil di Philipina diantara ketiga lempeng utama.
Pada Gunung Semeru dapat terjadi beberapa gejala seismik antara lain adalah gempa Vulkanik Dalam (VA) dan Tremor Vulkanik. Pada dasarnya frekuensi dominan yang terekam pada stasiun satu dengan yang lainnya berbeda untuk kejadian yang sama. Frekuensi dominan gempa Vulkanik A (VA) yang terjadi di Gunung Semeru berkisar antara 0.1 Hz sedangkan untuk tremor vulkanik memiliki frekuensi dominan sekit…