Krisis Air dan Masa Depan Iklim Dunia: Momen Kebangkitan Kesadaran akan Ketahanan Air

Krisis air kini menjadi tantangan global yang membutuhkan perhatian serius di tengah perubahan iklim yang semakin nyata. Penurunan ketersediaan air bersih akibat pemanasan global, degradasi lingkungan, serta eksploitasi sumber daya air secara berlebihan, menuntut langkah-langkah kolaboratif dari seluruh elemen masyarakat. 

“Situasi ini juga membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat ketahanan air demi masa depan yang berkelanjutan,” ujar Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Badan Geologi Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, pada Program Early Warning System RRI PRO 3, Senin (4/8).

Kepala PATGTL menekankan pentingnya kewaspadaan dan kesadaran terhadap dinamika alam. “Saat ini, perubahan iklim membuat pola cuaca sulit diprediksi, sehingga mempengaruhi keseimbangan alam, termasuk ketersediaan air tanah. Beberapa wilayah dengan curah hujan tinggi justru tidak memiliki area imbuhan yang memadai untuk menangkap air hujan, sehingga rawan banjir,” ujar Agus.

Badan Geologi terus menguatkan strategi mitigasi krisis air melalui pelestarian area imbuhan dan pengelolaan fungsi lahan yang berkelanjutan. Selain itu, Badan Geologi juga melakukan pemantauan berkala melalui sumur pantau untuk memastikan kondisi air tanah tetap dalam batas aman. Kebijakan perizinan penggunaan air tanah juga diterapkan secara ketat agar pengambilan air tidak melebihi kapasitas yang direkomendasikan.

”Momentum ini semestinya menjadi titik balik bagi Indonesia untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor, pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat, dalam mewujudkan ketahanan air sebagai pondasi masa depan yang lebih baik,” pungkas Agus.

Pada diskusi tersebut, inspirasi pengelolaan air secara inovatif juga datang dari Uni Emirat Arab. Yanto, peneliti Indonesia yang tengah melakukan riset di Abu Dhabi, mengungkapkan bahwa negara tersebut telah menerapkan dua kebijakan global penting, yakni Perjanjian Paris dan Protokol Kyoto, yang berfokus pada penurunan suhu global dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Strategi konkret yang dijalankan meliputi desalinasi air laut untuk kebutuhan domestik serta konservasi air limbah yang dimanfaatkan untuk irigasi pertanian.

Indonesia, dengan potensi air permukaan yang melimpah, memiliki peluang besar untuk memperkuat ketahanan air melalui optimalisasi pengelolaan sumber daya air. Edukasi kepada masyarakat, khususnya generasi muda, menjadi kunci penting untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan memanfaatkan air secara bijak. Tidak hanya itu, sektor pertanian juga diharapkan dapat memaksimalkan potensi air hujan melalui teknologi sederhana namun efektif, agar distribusi air menjadi lebih merata dan berkelanjutan.

Ikuti Berita Kami