Dengan kondisi geologis dan
letak geografisnya, Indonesia memiliki sumber energi baru terbarukan yang
besar, tersebar dan beragam untuk dapat dijadikan sumber energi dan
dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan energi. Pengembangan dan pemanfaatan
potensi energi baru dan terbarukan sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional
(KEN) pada Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 yang mengamanatkan tentang terwujudnya Kemandirian Energi yakni terjaminnya ketersediaan
energi dengan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi dari sumber daya energi
di dalam negeri melalui penerapan strategi
pengelolaan energi yang efisien dan beragam. Salah satu dari sumber energi sekaligus
diversifikasi energi tersebut adalah energi laut.
Energi laut adalah sumber
energi terbarukan yang berasal dari fenomena alam yang terjadi di laut, baik
dari gerakannya maupun dari sifat fisiknya. Pada umumnya, energi laut di dunia
dapat dibagi menjadi energi arus laut (sumber
daya energi yang memanfaatkan energi kinetik dari perpindahan massa air
secara horisontal maupun vertikal), energi gelombang laut (sumber daya energi
yang memanfaatkan gerakan naik-turunnya gelombang laut menjadi listrik), energi
pasang surut (sumberdaya energi yang memanfaatkan energi potensial dari
perpindahan massa air secara vertikal akibat perbedaan ketinggian air pada saat
pasang dan pada saat surut), energi yang memanfaatkan perbedaan suhu antara air
permukaan laut yang hangat dan air di kedalaman yang dingin (Ocean Thermal Energy
Conversion - OTEC) dan energi yang memanfaatkan
perbedaan salinitas (salinity gradient).
Pada gilirannya, di Indonesia energi laut dibagi menjadi empat jenis, yakni energi arus laut, energi
gelombang laut, energi pasang surut dan energi panas laut (OTEC). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 30 tahun 2007 tentang Energi yang mencantumkan gerakan air laut dan
perbedaan suhu lapisan laut ke dalam jenis sumber energi baru dan terbarukan.
Ditinjau dari
eksistensinya, Indonesia memang negara kepulauan yang memiliki lebih dari 70%
wilayah laut dan terdiri atas 17.380 pulau baik pulau
berpenghuni maupun tidak berpenghuni (Badan Informasi Geospasial, 2024). Keadaan tersebut membentuk banyak selat di antara
pulau-pulau dengan garis pantai sepanjang 99.093 kilometer (dari berbagai
sumber),
sehingga menempatkan
Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah
Kanada.
Letak Geografis Indonesia dan Studi Potensi Energi Laut
Posisi Indonesia secara geografis terletak di antara dua samudra besar (Samudra Pasifik dan Samudra Hindia) sehingga menyebabkan perairan Indonesia menjadi jalur utama pergerakan massa air global yang dikenal sebagai Arus Lintas Indonesia (Arlindo), yaitu arus global yang terjadi karena perbedaan elevasi muka air laut rerata antara Pasifik sebelah barat dengan Samudra Hindia.
Gambar 1. Jalur ARLINDO (Sumber : Wahyuwana, 2016)
Kemudian sebagai negara yang terletak di
Garis Khatulistiwa, Indonesia juga menerima
paparan sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun yang menyebabkan suhu
permukaan laut di perairan Indonesia menjadi hangat dan relatif stabil. Dengan
semua keunggulan geografis dan kondisi perairan ini, Indonesia berada pada posisi yang sangat strategis
untuk menjadi yang
terdepan dalam
pengembangan dan pemanfaatan energi laut di dunia.
Pemerintah Indonesia, melalui Balai Besar Survei
dan Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL), Badan Geologi, telah
melakukan studi potensi energi laut di seluruh wilayah perairan Indonesia. Dalam hal ini, BBSPGL telah
melakukan survei dan
pemetaan lokasi potensi energi laut di 17 lokasi potensi untuk energi arus laut,
tiga lokasi potensi energi
gelombang laut dan dua lokasi
potensi panas laut.
Berdasarkan hasil studi
potensi yang telah dilakukan Badan Geologi dengan Direktorat Jenderal EBTKE
serta berbagai instansi lainnya, diketahui Indonesia memiliki total potensi
energi laut praktis sekitar 63 GW (KESDM, 2022) yang mencakup energi arus laut,
energi gelombang laut dan energi panas laut. Dengan demikian, Indonesia
memiliki potensi sumber daya EBT
kelautan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik.
Tantangan dan Harapan
Pengembangan Energi Laut di Indonesia
Namun sejauh ini, perhitungan
potensi energi laut yang telah dilakukan masih bersifat teoritis, teknis dan
praktis. Untuk memastikan potensi yang dimiliki dapat diimplementasikan di
Indonesia dan layak secara ekonomi,
dibutuhkan data potensi sampai yang bersifat aksesibel (potensi praktis yang dibatasi
oleh peraturan yang ada, seperti: tata ruang, konservasi, jalur lalu lintas
pelayaran) dan viabel (potensi aksesibel dan
dibatasi oleh aspek sosial ekonomi). Untuk memperoleh data potensi yang bersifat
aksesibel dan viabel diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas data potensi
yang lebih akurat, mengikuti standar yang berlaku dan dilakukan secara
periodik.
Selain itu, pengembangan dan pemanfaatan
energi laut di Indonesia masih menemui berbagai kendala, di antaranya:
· Data potensi energi laut yang
belum lengkap dan belum dimanfaatkan secara optimal;
· Teknologi pembangkit listrik
energi laut di Indonesia masih dalam tahap riset dan industri energi laut belum
disiapkan;
· Biaya pembangkit Listrik energi
laut masih relatif tinggi dan belum bisa bersaing dengan sumber energi fosil
maupun sumber EBT lainnya;
·
Belum adanya regulasi spesifik
terkait pemanfaatan energi laut sebagai pembangkit listrik;
· Belum tersedianya data hasil
studi interkoneksi sistem kelistrikan PLN dalam menerima pembangkit listrik
energi laut yang sifatnya intermittent; dan
·
Belum terpetakannya fasilitas
dan industri pendukung energi laut.
Oleh karena itu, di masa
yang akan datang yang dibutuhkan adalah dukungan
yang kuat dari segala aspek untuk dapat mengimplementasikan hasil dari survei
dan pemetaan yang dilakukan BBSPGL. Tantangan-tantangan
atau kendala-kendala yang menjadi penghambat impelementasinya bahkan seharusnya dijadikan bahan pertimbangan penting untuk dicarikan jalan keluarnya. Dengan demikian, besar harapan dari kami, seluruh para pemangku
kewenangan dapat memberikan perhatiannya demi keberlanjutan kegiatan sehingga
bisa menghasilkan output nyata yang dapat berguna bagi kemaslahatan bangsa dan
negara Indonesia.
Author and Cover Photo : Ai Yuningsih*
Reviewer : Luli Gustiantini**
Editor : Atep Kurnia (PSDMBP), Luthfi Fauzia (BBSPGL)
*Penyelidik Bumi Ahli Utama, BBSPGL Badan Geologi Kementerian ESDM
**Penyelidik Bumi Ahli Madya, BBSPGL Badan Geologi Kementerian ESDM