Timor Tengah Selatan merupakan bagian dari Pulau Timor yang terletak pada BUsur Banda Luar tak bergunungapi dan merupakan hasil tumbukan antara benua Australia dengan Komplek Busur Banda. Batuan yang dominan terdapat di daerah Timor Tengah Selatan adalah satuan lempung bersisik dan bongkah asing (F,. Bobonaro) yang merupakan tempat kedudukan cebakan mangan disamping satuan batulanau - rijang - serpih - kalsilutit (Fm. Nakfunu) serta tempat kedudukan mineral - mineral logam lainnya.
Struktur yang mempengaruhi pemineralan di Timor Tengah Selatan relatif terbentuk secara bersamaan pada satu fasa deformasi yaitu terbentuk pasca Miosen Akhir. Dengan demikian endapan mangan yang terbentuk umumnya tidak menerus kadang dalam bentuk nodul, bongkahan dan berlapis namun tidak menerus.
Ubahan yang ditemukan adalah argilitisasi, serisitisasi, kaolinitisasi dan besi oksida berasosiasi dengan zona mineralisasi mangan, nikel, emas dan strontium. Zona anomali endapan sungai aktif yang paling menonjol adalah unsur mangan (Mn) diikuti oleh strontium (Sr) yang tersebar hampir merata di daerah prospeksi. Zona anomali ini jika dikaitkan dengan hasil analisis batuan mempunyai keterkaitan yang erat (terutama Mn dan Sr) dan ini mengindikasikan berasal dari satu sumber batuan yang sama.
Sumber daaya mineral yang prospek untuk dikembangkan lebih lanjut adalah mangan (129 ton, parit uji, Noe Baki dan 399 ton, sumur uji, Noe Fukan) dan juga strontium (Sr 0,2%, Noe Silu, Toibonak, Ika, Nopus, Siu, dan Boi dari endapan sungai dan batuan). Sementara untuk indikasi nikel di daerah Tobu masih perlu ditindaklanjuti penyelidikannya meskipun saat ini kadar nikel yang teranalisis menunjukan angka 0,2%. Demikian juga untuk indikasi logam dasar (Cu 176 ppm) di Beiji dan logam mulia (Au 0,4 gr/ton) Sakteo, masih perlu kajian yang lebih rinci.

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data