Waktu merupakan barang unik yang diberikan secara bersamaan kepada siapapun tanpa memandang umur ataupun kedudukan. Waktu selalu berjalan dengan laju tertentu dan konstan, tetapi tampaknya tidak seorangpun mempunyai cukup waktu. Karena kita tidak mungkin menciptakan waktu lebih banyak lagi, kita wajib berhemat dengan waktu yang diberikan kepada kita.
Semua bisnis dengan cermat mencatat aset finansial mereka. Tetapi
pernyataan finansial itu tidak pernah menyebut salah satu aset perusahaan yang paling vital dan tidak mungkin digantikan - yaitu waktu. Karena waktu tidak tampak sebagai masukan pada pernyataan operasi perusahaan, waktu dianggap sebagai sesuatu yang sudah seharusnya ada. Sikap pengelolaan waktu dan praktiknya seringkali santai dan tidak ketat atau sambil lalu saja. Jika waktu adalah uang, maka seharusnya diperlakukan sebagai sumber yang berharga dan tidak dapat diperbaharui lagi.
Sudah sepatutnya waktu mendapatkan pemantauan ketat yang sama
seperti aset lainnya.
Pokok persoalan mengelola waktu memberikan pandangan ke dalam yang mengasyikkan tentang sifat dan kebiasaan manusia kepada pembaca. Pada umumnya, mengelola waktu dipersepsikan sebagai sinonim dengan kerapian, organisasi dan rutinitas sehari-hari yang sangat tersusun. Semua faktor itu merupakan unsur dari efisiensi yang lebih besar. Namun pengelolaan waktu lebih kompleks/rumit dari pada itu. Waktu merupakan suatu kerangka pikiran. Dan juga merupakan sikap dari komitmen pribadi. Yang lebih penting lagi, waktu merupakan penyusunan kembali yang dramatis dari kebiasaan bekerja dan prioritas.
Ketersediaan
#
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi - Jln. Soekarno Hatta No. 444, Bandung, Jawa Barat
PMB 650.11 ALE m