Salah satu upaya pemerintah dalam percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia adalah dengan melakukan penetapan Wilayah Kerja (WK) panas bumi pada daerah-daerah yang memiliki sumberdaya panas bumi. Dalam rangka penyiapan dan penetapan WK Panas Bumi, pada tahun anggaran 2019Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi, Badan Geologi, melakukan kegiatan evaluasi data geosains pada daerah prospek panas bumi terpilih sehingga bisa menghasilkan suatu usulan atau rekomendasi WK Panas Bumi baru. Evaluasi data geosains panas bumi dilakukan pada tiga daerah prospek terpilih yang dianggap telah memenuhi syarat untuk diusulkan menjadi Wilayah Kerja (WK) Panas Bumi. Ketiga daerah prospek tersebut adalah daerah panas bumi Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, daerah panas bumi Papandayan, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung , Provinsi Jawa Barat, dan daerah panas bumi Maritaing, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa TenggaraTimur.
Berdasarkan, hasil evaluasi data geosains, daerah panas bumi Kintamani memiliki luas prospek 2 km2 dengan cadangan mungkin sebesar 18 Mwe, dan luas usulan WK panas bumi 16.000 Ha, daerah panas bumi Papandayan memiliki luas prospek 5 km2 dengan cadangan mungkin sebesar 21 Mwe, dan luas usulan WK panas bumi 7.000 Ha, daerah panas bumi Maritaing memiliki luas prospek 3 km2 dengan cadangan mungkin 12 Mwe, dan usulan luas WK panas bumi 11.000 Ha. Hasil evaluasi data geosains panas bumi pada tiga daerah prospek tersebut diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam penilaian kelayakan teknis untuk pengembangan wilayah prospek panas bumi di Indonesia.

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data