Logam
Laporan evaluasi karakteristik sumber daya mangan untuk bahan baku smelter skala kecil di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Kegiatan evaluasi Sumber Daya mangan yang dilakukan di wilayah Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan kajian yang membahas berbagai aspek tentang sifatlkarakteristik baik fisik dan kimiawi mangan yang ada di wilayah tersebut. Penentuan jumlah deposit yang dianggap tidak layak secara teknis, lingkungan dan ekonomi apabila diusahakan dengan industri ska/a besar, namun dapat dimanfaatkan secara optimal pada ska/a keci/.
Tujuan dari kegiatan evaluasi ini adalah menyusun rencana teknis dalam upaya pemanfaatan endapan mangan melalui penambangan dan pengolahan ska/a kecil.
Kegiatan penyelidikan lapangan yakni pengambilan conto melalui uji petik, dilakukan yang di tiga wilayah adalah untuk mendapatkan spesifikasi khusus maupun potensinya. Pengambilan conto dilakukan dengan cara graph sampling di wilayah yang di anggap JTJemiliki potensi yang baik. Jumlah titik pengamatan dan pengambilan conto masing-masing adalah : Kabupaten Sumbawa 9 titik, Kabupaten Dompu sebanyak 17 titik dan Kabupaten Bima 7 titik.
Analisis fisika dan kimia dilakukan untuk mengetahui karakteristik endapan mangan. Analisis fisika petrografi, mineragrafi, berat jenis. Sementara analisis kimia yang dilakukan adalah XRF, titrimetri, AAS, dan ICP-OES, dimana salah satunya dilakukan dengan metode "scrubbing Test"
Hasil analisis mineragrafi menunjukkan mineral dominan kelompok mangan di tiga wilayah adalah Piro/usit (Mn02), psilomelan ((Ba,H20)2(Mn,Mn)5010) dan jacobsit ((Mn,Fe,Mg)(Fe,Mn)204). Selain mineral tersebut diatas terdapat pula mineral ikutan yakni magnetit (Fe304), pirit (FeS2), Emas (Au) dan hydrous iron oxide. Hal menarik dari analisis ini selain mangan sebagai mieral utama juga dijumpai adanya emas pada salah satu lokasi di wilayah Bima. Hasil pengamatan menunjukkan emas berasosiasi dengan mangan (pirolusit) dan Jacobsit BSB-01C, menunjukkan kemungkinan mangan dan emas terbentuk bersama sama da/am lingkungan hidrotermal.
Hasi/ analisis petrografi menunjukkan batuan samping dimana minera/isasi mangan terjadi batuan vulkanik formasi gunung api tua (Formasi Kiro) dan Formasi batugamping berumur Tersier. "
Hasil analisis kimia juga menunjukkan adanya hubungan trend yang kuat antara kadar Mn dengan BJ ny? (SBW1.9Mn08Ra kadar 6,77% dan BJ 2,99; SBW19Mn09Ra kadar 21,24 'Yo/dan BJ3,23; DPU19M13R kadar 3,77% dan BJ
36,99; SBW19Mn02R kadar 42,48% dan BJ 3,84; BM-01 kadar 53,28% dan BJ
4,35; DPU19M10R2 kadar 53, 78 dan BJ 4,55). Jadi dimana kadar Mn meningkat, maka BJ akan meningkat pula dengan correlation factor (R2) 0, 6883.
Analisis major elemen menunjukkan antara Mn vs Si02 adalah bersifat terbalik artinya jika MnO rendah maka Si02 tinggi. Sebaliknya jika Si02 menurun maka MnO meningkat dengan correlation factor (R2) 0,573. Demikian pula antara MnO dengan Fe2Q3 menunjukan jika Fe2Q3 menurun maka MnO meningkat dengan correlation factor (R2) 0,583.
Terkait dengan lingkungan pengendapan, maka berdasarkan rasio antara Al dan Si diketahui bahwa Mn terjadi pada lingkungan pengendapan lebih dominan kearah hydrogenous dari pada lingkungan hydrothermal (Choi dan Hariya, 1992).
Ketersediaan
#
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi - Jln. Soekarno Hatta No. 444, Bandung, Jawa Barat
PMB LG 2019 - 1
PMB LG20191
Tersedia
#
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi - Jln. Soekarno Hatta No. 444, Bandung, Jawa Barat
PMB LG 2019 - 1
PMB LG20191.2
Tersedia
Informasi Detail
- Judul Seri
-
-
- No. Panggil
-
PMB LG 2019 - 1
- Penerbit
-
Bandung :
Pusat Sumber Daya Mineral BatuBara dan Panas Bumi.,
2019
- Deskripsi Fisik
-
130p, : ill. ; 21 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
553.21 DWI l
- Tipe Isi
-
-
- Tipe Media
-
-
- Tipe Pembawa
-
-
- Edisi
-
-
- Subjek
-
- Info Detail Spesifik
-
-
- Pernyataan Tanggungjawab
-
Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas
Tidak Ada Data