Buku Album Geologi Indonesia: Seri Gunung Api Sumatra dan Jawa ini melanjutkan dua album sebelumnya, yaitu Gunung Api Bali dan Nusa Tenggara serta Gunung Api Sulawesi dan Maluku (2011).

Seperti kedua album sebelumnya, album ini ditulis oleh ahli gunung api SR. Wittiri. la lama bertugas di PusatVulkanologi dan Mitigasi BencanaGeologi, Badan Geologi, dan aktif baik sebagai anggota maupun pemimpin tim penanggulangan letusan gunung api di Indonesia pada kurun 1981-2006. Kiranya pengalaman yang sarat itu menjadi catatan penting bahwa Wittiri sangat paham ihwal berbagai gejala kegunungapian di Indonesia.

Bila kita cermati, album yang berisi rangkaian keterangan dan potret 29 gunung api di Sumatra dan Jawa ini menggarisbawahi sedemikian berjalin-kelindannya fenomena kegunungapian dengan peri kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini tentu saja karena Indonesia memiliki gunung api yang sangat banyak. Dengan demikian, budaya bangsa kita pun banyak dipengaruhi gunung api sebagai karakter penting a lam Indonesia.

Selain itu, album ini dapat dibaca sebagai sebentuk peringatan (warning) bahwa kita senantiasa harus memiliki kesadaran yang tinggi dan tiada henti akan kemungkinan meletusnya gunung api di wilayah kita. Dengan kata lain kita, harus senantiasa memahami dan mampu melaksanakan manajemen bencana gunung api yang meliputi, antara lain, kesiapsiagaan dan tanggap darurat saat terjadinya bencana dan melakukan pemulihan pasca bencana.

Namun, buku ini pun mengetengahkan sisi lain gunung api. Setelah gunung api meletus dan bahayanya telah lewat atau dalam kondisi istirahatnya yang panjang, gunung api memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitarnya. Misalnya, pertambangan mineral, panas bumi, dan kesuburan lahan pertanian.

Dalam kedua sisi tersebut, Badan Geologi bertugas menggali dan menyajikan berbagai informasi mengenai gunung api berikut potensi kebencanaan dan manfaatnya kepada pihak-pihak yang terkait, sehingga keselamatan jiwa masyarakat terpelihara dan kesejahteraan masyarakat Indonesia akan meningkat.

Memang, sejak tahun 2007, Badan Geologi mulai menerbitkan album-album kebumian Indonesia. Mula-mu la yang terbit adalah Album Gunung Api Indonesia (2007), kemudian Album Mineral Batuan (2008). Pada tahun 2009, Badan Geologi menerbitkan Album Bentang Alam Kars dan pada 2010 terbit Album Batubara. Semoga, ke depannya, Badan Geologi dapat mempertahankan dan meningkatkan penerbitan album dan publikasi kebumian lainnya untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data