Industr-i besi baja adalah penghasil bahan baku baik sebagai baja pr-imer- maupun baja skunder-, yang diklasifikasikan sebagai besibaja dasar-, pengecor-an besi baja, penggilingan besi baja. Guna memenuhi kebutuhan besi baja di dalam neger-i, maka secar-a ber-tahap telah dibangun beberapa jenis in8ustr-i besi baja yang di antar-anya terkonsentr-asi di kawasan industr-i PT Kr-akatau Steel. Sampai sa2.1.t ini kap2.l.si tas ter-pasang yang di mi 1 i k i J..ndonesi a, untuk besi baja dasar- 4,8 juta ton, pengecoran besi baja 0,73 juta ton, dan penggilingan besi baja 4,6 juta ton. Sedang pemaka.ian kapasitas pr-oduksi pada saat ini r-ata-r-ata 60 %, kecuali pada besi span dan billet besi mencapai 68% dan 78%, dar-i kapasitas ter-pasangnya. Per-kembangan pemasokan dan per-mintaan besi baja juga semakin membai k, yang pada mulanya pemasokan dar-i impor cukup tinggi.
Namun mulai tahun 1982 secar-a kesel ur uhan.

volume imper- ter-lihat menur-un, dan pada tahun-tahun terakhir• mulai menanjak kembali. Ber-beda dengan halnya pellet, impor-nya cender-ung stabil dan naik, yang dikar-enakan pellet belum dapat dipr-oduksi di dalam negeri, sedang permintaan menin~kat seiring dengan meningkatnya produksi besi spans. Permintaan akan besi baja Indonesia terdiri atas permintaan dalam neger-i dan ekspor. Permintaan di dalam negeri terutama berasal dar-i industri kontr-uksi, industri automotif, dan industri per-kapalan, yang sampai belum mampu mendorong agar pr-oduksi besi baja kapasitas optimum. Dalam r-angka mengusahakan agar saat ini mencapai kapasitas optimum, dilakukan terobosan pasar internasional yang mulai berkembang sejak tahun 1985 dan tr-endnya naik. Pada pemasaran luar neger-i untuk barang-barang pr-oduksi industri pemakai besi baja, tr-endnya sangat dipengaruhi oleh harga bahan baku di dalam negeri~

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data