Fungsional
“Low-Sulphidation Epithermal Au Mineralization In Western
Java And Southern Sumatra : Characteristics And Their
Exploration Implications”
Jawa bagian barat dan Sumatera bagian selatan yang terbelah oleh Selat Sunda dengan gunung
api aktif Krakatau secara geologis berhubungan, khususnya dengan peristiwa vulkanik dan
magmatik. Setidaknya ada 3 kelompok peristiwa vulkanik-magmatik di sepanjang zona ini,
termasuk Eosen - Miosen Awal, Mio Pliosen dan Kuarter. Komposisi dari 3 peristiwa vulkanikmagmatik
ini
sangat
mirip
berkisar
dari
andesit
basaltik
dengan
intrusif
intermediet
asam,
misal
granodiorit
dalam kelompok Eosen - Miosen. Pada kelompok Mio-Pliosen, intrusi dangkal
terdiri dari kelompok basaltik-andesitik ke kelompok vulkanik dasitik-rhyolitik.
Sistem urat epitermal sulfida rendah di daerah ini dapat dikelompokkan ke dalam jenis logam
dasar rendah (misal Cibaliung, Kerta, Gunung Por, Cikidang, Putih Doh, dan Kedondong) dan
logam dasar tinggi (misal Cirotan dan Ojolali), ditambah perak tinggi (misal Way Linggo).
Umur mineralisasi berkisar dari Miosen Akhir (misal Cibaliung) ke Pliosen (misal Gunung
Pongkor dan Cikidang) dan semuanya ditandai dengan kelompok vulkanik magmatik MioPliosen.
Namun,
belum
ada
korelasi
yang
jelas
antara
jenis
batuan
induk
(serta
umur)
dan
jenis
mineralisasi.
Kehadiran
tufa
dasitik
/
riodasitik
tersebar
di
Jawa
bagain
barat
dan
Sumatera
bagian
selatan
sangat
menarik
dan
penting
dalam
sudut
pandang
eksplorasi
mineral.
Di
Jawa
bagian
barat
tufa
ini
tersebar
di
Cibaliung
berada
di
barat
ke
daerah
Gunung
Pongkor
di
timur.
Hal
ini
menarik
bahwa
tufa dasitik menjadi batuan penutup urat mineralisasi di Cikoneng dan Cibitung (di
cebakan Cibaliung), sementara lebih jauh ke timur tufa ini menjadi batuan induk dari urat yang
termineralisasi, misal di Kerta. Di Sumatera bagian selatan, tufa dasitik juga tersebar dari Way
Kanan, dekat daerah Ojolali di barat laut Putih Doh sebelah tenggara. Di daerah Ojolali, tufa
sangat jelas sebagai batuan penutup dimana beberapa urat termineralisasi (boulders/float)
tertutupi. Distribusi tufa dasitik tersebar luas lebih dari 100 km di Jawa bagian barat dan
terutama aliran piroklastik/ignimbrit, memperlihatkan hubungannya dengan sistem kaldera
besar. Pusat kaldera masih dalam tanda tanya, tetapi daerah Kerta dapat dianggap sebagai salah
satu jalur kaldera, berdasarkan keberadaan lebih dari 5 dasitik/vulkanik riodasitik yang
biasanya harus ada di tepi atau di dalam kaldera.
Peristiwa vulkanik-magmatik yang paling aktif di Jawa bagian barat- Sumatera bagian selatan
adalah grup/zona Mio-Pliosen. Sebagian besar mineralisasi/endapan yang diketahui termasuk
dalam kelompok vulkanik-magmatik. Oleh karena itu, upaya eksplorasi harus ditekankan di
sepanjang zona vulkanik-magmatik ini. Perhatian khusus harus diarahkan pada tufa dasitik
sehubungan dengan dimana tufa dasitik bertindak sebagai batuan penutup dan batuan induk.
Pemikiran tentang kemungkinan jalur kaldera perlu dibuka, karena jalur kaldera menjadi target
yang menguntungkan untuk mineralisasi epitermal sulfida rendah.
Ketersediaan
Tidak ada salinan data
Informasi Detail
- Judul Seri
-
-
- No. Panggil
-
PMB 04 - 2019 FUNGSIONAL
- Penerbit
-
Bandung :
Pusat Sumber Daya Mineral BatuBara dan Panas Bumi.,
2019
- Deskripsi Fisik
-
47 Halaman, gambar berwarna
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
-
- Tipe Isi
-
-
- Tipe Media
-
-
- Tipe Pembawa
-
-
- Edisi
-
-
- Subjek
-
- Info Detail Spesifik
-
-
- Pernyataan Tanggungjawab
-
-
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas
Tidak Ada Data