Optimalisasi pemanfaatan sumber daya mineral dan batubara merupakan suatu amanah yang telah digariskan dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 dan dituangkan ke dalam Kepmen ESDM Nomor: 1453.K/29/MEM/2000, dimana pemanfaatan bahan galian tersebut harus secara terencana, teratur, bertanggung jawab dan berkelanjutan dengan mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan rakyat secara luas.
Pulau Belitung merupakan salah satu pulau yang memiliki batuan granit tipe S sebagai pembawa mineral kasiterit yang mengandung bijih timah primer maupun timah aluvial. Sejarah pertambangan timah di pulau ini dimulai oleh orang-orang Cina sejak ratusan tahun yang lalu, selanjutnya dilakukan oleh- Pemerintahan Belanda hingga PT.Timah Tbk yang berakhir eksploitasinya pada tahun 1991-1992. Namun, berakhirnya kegiatan eksploitasi oleh PT.Timah Tbk tersebut tidak b~arti selesainya kegiatan penambangan timah di pulau ini, justru kemudian bermunculan penambang-penambang timah tanpa izin atau PETI yang dikenal dengan Tambang lnkonvensional (Tl).
Dalam rangka mendorong terlaksananya konservasi sumber daya mineral dengan memanfaatkan bahan galian secara terencana, optimal dan berwawasan lingkungan maka perlu dilakukan lnventarisasi Potensi Bahan Galian di Daerah Belitung, Provinsi Bangka - Belitung terutama pada wilayah PETI atau Tambang lnkonvensional (Tl) ..
Kegiatan inventarisasi potensi bahan galian pada wilayah PETI atau Tambang lnkonvensional (TI) di Pulau Belitung ini meliputi 2 daerah administrasi yaitu Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung.dibiayai dari dana DIPA Pusat Sumber Daya Geologi Tahun Anggaran 2006.

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data