Batuan paling tua di wilayah kajian yaitu disebut Old Andesites menurut VanBemmelen (1949), yang sekarang dikenal dengan nama Formasi Seblat, berumur Oligosen-Eosen (Gafoer, 1992 dan Purbo-Hadiwidjoyo, 1986), ditutupi oleh Formasi Hulusimpang berumur Oligo - Miosen. Kemudian terdapat beberapa batuan beku yang berumur Miosen Atas.
Tambang emas Lebong Tandai terletak di dalam Formasi Hulusimpang,merupakan formasi batuan yang sama dan terdapat di aliran hulu Sungai Nokan (Jobson et al., 1993). Pada formasi batuan tersebut terbentuk mineralisasi logam tipe epitermal sulfida rendah, berumur Neogen terletak pada kaki bukit Pegunungan Bukit barisan, Sumatra. Mineralisasi emas terbentuk pada breksi hidrotermal yang disemen oleh kuarsa berbentuk tabular, terletak di sepanjang patahan. Kontrol struktur yang berkaitan erat dengan mineralisasi emas berupa sesar sini"s"t"ral dengan arah timur-barat dan dekstral berarah barat laut-tenggara. Logam mulia dalam jumlah besar pada umumnya terbentuk sebagai electrum, dengan sulfosalt-perak dan perak telurides. Konsentrasi logam bervariasi dan tinggi berupa pirit, sphalerit, galena dan kalkopirit berkaitan erat dengan pembentukan logam mulia.
Emas yang dihasilkan dari aktifitas tambang di dalam batuan vulkanik (Formasi Hulusimpang), seperti di Lebong Tandai jumlahnya tidak banyak. Penambangan yang dilakukan oleh PT Lusang Mining, memproduksi bijih sebanyak 110.000 ton per tahun dengan kadar rata-rata 8,8 grit emas dan 42 grit perak (Iskandar, 1990).
Beberapa formasi batuan yang terbentuk di wilayah ini merupakan hasil gunung api vulkanik dan sedimentasi yang diterobos oleh beberapa intrusi dangkal dan intrusi dalam. Formasi Hulu Simpang merupakan batuan vulkanik berumur Tersier dan dianggap sebagai formasi yang mengandung beberapa unsur logam. Selain itu terdapat juga Formasi Barus, yang merupakan satuan ultrabasa dan dianggap sebagai batuan intrusi bukan pembawa mineralisasi di wilayah ini.

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data