Adanya penunjaman Lempeng Samudera Hindia yang bergerak ke arah utara terhadap Lempeng Benua Eurasia, menyebabkan terjadinya serangkaian aktifitas orogenesa dan vulkanisme di Pulau Jawa yang terletak di bagian utara busur penunjaman tersebut. Dalam suatu profil tektonik, Pulau Jawa adalah merupakan busur magmatik yang terdiri dari rangkaian gunungapi aktif, dimana batuan gunungapi di Pulau Jawa bersifat 'kalk - alkalin dan berinterkalasi dengan berbagai batuan sedimen yang di beberapa tempat diterobos oleh batuan plutonik berkomposisi kalk - alkalin (Hamilton, 1979).
Dengan tatanan geologi dan tektonik seperti tersebut diatas,'mengindikasikan bahwa Palau Jawa memiliki potensi yang besar untuk terbentuknya suatu endapan atau cebakan bahan galian. Kegiatan eksplorasi untuk menemukan cebakan bahan galian di Pulau Jawa khususnya mineral logam sudah sejak dahulu dilakukan baik oleh instansi pemerintah maupun para pelaku usaha pertambangan, hasilnya antara lain adalah ditemukannya 22 daerah prospek logam mulia.
Dari sejumlah daerah prospek tersebut, temyata sampai saat ini hanya 2 daerah prospek saja yang dilanjutkan ke tahap penambangan, yakni daerah Pongkor clan Cikidang - Cikotok, serta I daerah prospek yang memasuki tahap konstruksi yakni daerah Cibaliung.
Rendahnya tingkat kelayakan tambang di berbagai daerah prospek umumnya disebabkan karena rendahnya jumlah sumber daya dan cadangan yang ditemukan, sehingga secara ekonomis tidak layak untuk diusahakan dengan pertambangan sekala sedang atau besar. Selain itu adanya kepentingan penggunaan lahan atau tumpang tindih peruntukan lahan serta adanya kegiatan penambangan emas tanpa ijin (PETI) di sekitar daerah prospek juga merupakan hambatan tersendiri dalam pengembangan sektor pertambangan.

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data