Bukan Logam
Perkembangan Pasir kuarsa Dalam Kurun 1980-1988 di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang
Berdasarkan karakteristiknya, pasir kuarsa dapat digunakan di industrj gelas, kaca, semen, keraaik, logaa dan pengecoran logaa, dll. Potensi pasir kuarsa ini cukup banyak dan tersebar di 56 lokasi di 16 propinsi di Indon~sia. Jumlah cadangannya diperkirakan tidak kurang dari 5,2 milyar ton. Sebagian besar (72,76 %) terdapat di Propinsi Sumatera Barat.
Perkeabangan produksi dan konsumsi pasir kuarsa dalam kurun 1980-1988 menunjukkan kecenderungan yang menaik dengan laju pertumbuhannya masing~masing sebesar 18,04 % dan 11,63 % setiap tahunnya. Sementara itu, perkembangan ekspor dan iapornya masing-masing menunjukkan perkembangan yang fluktuatif dan bahkan untuk ekspor cenderung turun.
Perimbangan pemas~kan dan kebutuhannya dalam kurun 1980-1988 menunjukkan kekurangan dalam pemasokan. Hal ini disebabkan tidak lengkapnya data produksi (beberapa perusahaan pasir kuarsa tidak melaporkan jumlah produksinya). Oleh karena itu kesitEulan in belum menunjukkan hal yang sebenarnya.
Dilihat dari sisi sumberdayanya, prospek pengembangan pasir kuar sa cukup ba i k , Beg i tu pula dilihat dar i .s i s i kebutuhan dalam negeri. Industri semen diperkirakan masih merupakan pemakai terbesar komoditas ini, diperkirakan pada tahun 1995 dan 2000 yang akan • datang masing-masing akan membutuhkan sekitar 1,2 - 1,8 juta ton dan 1,5 2,6 juta ton. Sayangnya kebutuhan ini diperkirakan telah dapat dipenuhi oleh industri semen sendiri, mengingat hampir semua perusahaan semen mempunyai konsesi pasir kuarsa. Industri lainnya yang juga merupakan pemakai utama komoditas 101 adalah industri gelas dan barang dari gelas dan industri kaca lembaran. Kebutuhan pasir kuarsa di industri-industri tersebut masing• masing diperkirakan akan mencapai 300 ribu - 1 juta ton dan 200 - 960 ribu ton pada tahun 1995, sedangkan pada tahun 2000 masing-masing sekitar 292 ribu - 2,9 juta ton dan 266 - 960 ribu ton. Berdasarkan bal 1n1, maka pengembangan pasir kuarsa ini sebaiknya diarahkan ke industri-industri ini. Hal ini didukung pula oleh harga pasir kuarsa yang digunakan di industri-industri ini yang cenderung naik dan erupakan harga tertinggi, yaitu sekitar 22 -63 ribu rupiah pada tahun 1989.
Pengembangan dengan orientasi ekspor kelihatannya kurang begitu baik. Hal ini desebabkan kuatnya daya saing pasir kuarsa dari negara• egara lain, khususnya Malaysia dan Australia dimana sampai saat ini raasih merupakan pengekspor utama komoditas ini ke Jepang yang juga erupakan negara tujuan utama ekspor pasir kuarsa Indonesia. Untuk cara yang terbaik adalah mengarahkan ke kebutuhan industri dalam negeri, khususnya industri yang berorientasi ekspor.
Ketersediaan
#
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi - Jln. Soekarno Hatta No. 444, Bandung, Jawa Barat
PMB LU 1991 - 10
PMB LU 1991 - 10
Tersedia
Informasi Detail
- Judul Seri
-
-
- No. Panggil
-
PMB LU 1991 - 10
- Penerbit
-
Bandung :
Pusat Sumber Daya Geologi.,
1991
- Deskripsi Fisik
-
60 Halaman, isi tidak berwarna, lampiran, cover hi
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
-
- Tipe Isi
-
-
- Tipe Media
-
-
- Tipe Pembawa
-
-
- Edisi
-
-
- Subjek
-
- Info Detail Spesifik
-
-
- Pernyataan Tanggungjawab
-
-
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas
Tidak Ada Data