Indonesia merupakan negara penghasil dan pengguna batubara di dunia. Untuk menjaga kesinambungan pasokan batubara, pemerintah terus melakukan pencarian data batubara di seluruh wilayah Indonesia.

Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi melakukan kegiatan prospeksi batubara di daerah Tomme dan sekitarnya, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Secara geografis daerah penyelidikan terletak pada koordinat 119°21'00" - 119°36'00" BT dan 2°06'00" - 2°21'00" LS.

Secara geologi regional daerah Tomme dan sekitarnya termasuk dalam Cekungan Lariang-Karama. Secara umum daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 2 (dua) satuan morfologi, yaitu satuan morfologi pedataran, dan satuan morfologi perbukitan curam. Formasi pembawa batubara di daerah penyelidikan adalah Formasi Gunung Api Talaya yang berumur Miesen - Pliosen.

Batubara yang ditemukan secara megaskopis berwarna hitam kecoklatan, kilap terang, getas, tough, setempat kusam. Singkapan batubara yang ditemukan sebagian berupa perlapisan tipis dengan ketebalan 'l'e cm dengan sebaran kurang lebih 2 m dan sebagian lagi berupa bongkahan berukuran kerakal hingga bongkah (skala Wentworth, 1922) yang menyebar secara acak dan tidak memiliki
perlapisan yang menerus. Hal ini diperkuat oleh hasil sumuran/paritan. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa batubara yang ditemukan memiliki nilai kalori yang berkisar antara 7100 - 7600 kal/gr (adb), sedangkan nilai reflektansi vitrinit acak (random vitrinite reflectance, vr) antara 0,32 - 0,52%.


Hasil rekonstruksi menunjukkan bahwa batubara yang terdapat di daerah nu hanya setempat-setempat, perlapisan yang ada pun hanya memiliki sebaran yang terbatas. lni dibuktikan dengan paritan yang dibuat di sekeliling singkapan batubara yang menunjukkan bahwa singkapan ini hanya berupa bongkah dan tidak ada kemenerusannya. Kemungkinan besar batubara yang ada merupakan hasil rework pada Formasi Toraja.

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data