Kegiatan prospeksi ini dilakukan merupakan tindak Janjut hasil kegiatan Kajian Potensi Mangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2014, dimana Kabupaten Ma/aka dan Kabupaten Belu memiliki potensi endapan mineral logam di wilayah perbatasan Pu/au Timoryang be/um banyak terungkap.
Dari hasil penyelidikan yang telah dilakukan diketahui bahwa mineralisasi
mangan di daerah penyelidikan tidak berhubungan dengan proses hidrotermal melainkan proses pengisian rekahan (fracture filling) yang merupakan endapan sekunder. Mineralisasi mangan umumnya berupa bijih mangan mengelompok mengisi rongga-rongga pada batugamping.
Terdapat 5 (lima) lokasi pen~elompokan mineralisasi mangan di dalam blok penyelidikan seluas 32,60 Km , yaitu di Anak Sungai Oemukti (Furasu), Desa Uabau dan Dusun Wehae A, Dusun Wehae B, dan Dusun Taruik Maan yang berada di Desa Kapiten Meo, dan di Desa Tessa.
Kadar Mn02 cukup tinggi pada conto batuan, yaitu 37, 81 % sampai dengan 45,00% Mn02, terdapat di titik BTN/17M/003R, BTN/17M/004R,
BTN/17MI007R dan BTN/17MIOOBRy, aitu di blok Tessa, Wehae B dan Taruik Maan, sedangkan blok Furasu dan Wehae A pemah dilakukan kegiatan penambangan oleh masyarakat setempat. Untuk battl8'1 yang lepas (float) diperoleh dengan kandungan Mn02 tinggi sebesar 36, 16% sampai dengan
57,20% Mn02 terdapat di titik titik BTN/17M/027F, BTN/17M/060F dan
BTNl17M/026F
lndikasi mineral mangan di 5 lokasi tersebut, yaitu di blok Wehae A, Wehae B, Desa Tessa, Taruik Maan dan Furasu, yang tennasuk dalam Kecamatan Laen Manen dan Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Ma/aka, memi/iki total luas wilayah prospek sebesar 69,256 Ha.

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data