Daerah penyelidikan secara geografis terletak diantara 106018'27" - 106025'25" Bujur Timur dan 6034'31" - 6040'05" Lintang Selatan dan termasuk sebagian besar masuk dalam Kecamatan Cipanas dan sebagian lagi masuk Kecamatan Sajira dan Maja. Morfologi daerah penyelidikan dibagi atas 3 satuan morfologi, yaitu : Morfologi perbukitan terjal, morfologi perbukitan sedang dan morfologi dataran rendah. Statigrafinya dimulai pada Miosen Akhir dengan diendapkannya Formasi Bojongmanik yang terdiri dari tiga Anggota, Anggota Batupasir, Anggota Batugamping dan Anggota Batulempung. Pada Mio-Pliosen terdapat kegiatan tektonik diikuti terbentuknya batuan terobosan diorit kuarsa, dasit dan andesit, sehingga Formasi Bojongmanik terlipat. Pada kala Pliosen terjadi kegiatan vulkanik dengan diendapkannya Formasi Genteng berupa : tufa, breksi, lava dan konglomerat. Pada Plio-PLestosen terjadi kegiatan tektonik kembali yang menyebabkan terbentuknya sesar geser dan sesar normal pada Formasi Genteng dan Bojongmanik. Diatas Formasi Genteng diendapkan secara tak selaras Batuan gunungapi Endut berupa breksi, lava dan tuf. Endapan termuda berupa endapan aluvial yang membentuk lembah Sungai Ciberang, Cilaki dan Cimangguli.
Toseki dijumpai merupakan hasil ubahan hidrotermal dari tufa pada Formasi Genteng, sedangkan felspar terbentuk akibat adanya ubahan pada batuan dasit dan tufa Formasi Genteng. Bahan galian industri lainnya berupa lempung keramik dijumpai di daerah Cipanas, selama ini digunakan sebagai bahan genteng keramik. Bentonit dan bond clay dijumpai bersamaan pada Anggota Batupasir Formasi Bojongmanik.
Toseki dan Felspar umumnya telah diusahakan secara tradisional dan dijumpai pada beberapa lokasi. Sumberdaya toseki berkisar antara 100.000 - 800.000 m3, sedangkan felspar antara 100.000 - 750.000 m3. Hasil uji coba prototype benda keramik terhadap contoh toseki dan campuran antara felspar dan lempung keramik menghasilkan benda hias keramik.

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data