Logam
Laporan Eksplorasi Umum Logam Mulia di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat
Lokasi daerah penyelidikan termasuk bagian dari wilayah Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kegiatan eksplorasi uum meliputi 2 blok yaitu Blok 1 Olat Tanah Merah dan Blok 2 Teluk Santong Utara.
Pelaksanaan Eksplorasi umum logam mulia dilakukan dengan metoda pemetaasn geologi, ubahan, mineralisasi, geokimia batuan, tanah dan sumur uji Morfologi daerah penyelidikan terdiri dari morfologi morfologi perbukitan bergelombang dan pedataran alluvial sungai dan pantai.
Stratigrafi daerah penyelidikan dari tua ke muda disusun oleh: batuan gunungapi tua (tersier) berupa tuf, lava dan breksi tuf yang terubah berselingan dan tidak dapat dipisahkan, sedangkan batuan yang lain adalah, batuan terobosan batuan gunungapi muda dan endapan alluvial.
Mineralisasi emas dan minral ubahan di daerah penyelidikan tercakup ke dalam 2 Blok 1 Olat tanah Merah Berdasarkan data sumur uji pada conto SW13-33R90-2)m mengandung 27.880 ppb atau 27,88 ppm Au, sedangkan di Blok 2 Teluk Santong Utara pada singkapan dengan nomor conto SW13-73-BR mengandung 369 ppb.
Geokimia tanah unsur Au mengahsilkan beberapa zona anomali di blok 1 Olat Tanah Merah diantaranya di bagian selatan mengindikasikan zona mminerlisasi selebar 250m dan memenjang keutara 450 m, menyempit kebagian tengah dan utara sedangkan di Blok 2 Teluk Santong Utara diantaranya penyebaran anomali Au dan mengindikasikan zona mineralisasi selebar 100m kearah barat daya-timur laut.
Sumur Uji sebanyak 37 conto batuan menunjukkan nilai terendah Au adalah 2 ppb sedangkan nilai tertinggi 15.532 ppb, dengan rata-rata 898 ppb, Au berkolerasi positif dengan Pb. Dari 37 Sumur uji unsur Au meningkat kearah kedalaman sebanyak 11 lokasi, sebaliknya melemah arah kedalaman 8 lokasi sedangkan yang tidak beraturan 4 lokasi.
Daerah mineralisasi ini telah ditutupi oleh batuan vulkanik muda hal ini akan mengakibatakan sebagian besar atau daerah mineralisasi tertutup, begitu juga hadirnya daerah pedataran yang cukup lebar ditutupi endapan aluvium mengakibatkan kelurusan zona minerlisasi tak dapat diikuti dengan baik.
Kedudukan urat kuarsa yang termineralisasi berpasangan yang dikontrol oleh struktur yang berarah relative utara-selatan, yang mengakibatkan arah utama mineralisasi searah dengan struktur, karena adanya intrusi batuan diorit dengan temperatur tinggi. mengahsilkan urat kwarsa masif yang terbentuk tidak banyak mengandung bijih emas sedangkan urat fase sesudahnya combfracture, finelets atau bentuk sugarry memiliki emas lebih banyak.
Mineralisasi emas terjebak pada urat kuarsa denga tekstur vuggy, combfracture. Bijih emas (urat kuarsa utama) yang sudah ditambang masyarakat diperkirakan 800 ton dengan kadar antara 8 ppb hingga 16.690 ppb Au atau 16,690 ppm Au. Sedangkan tonase zona urat tipis dan batuan samping yang tidak ditambang masyarakat hingga kedalaman 10m diperkirakan 150.000 ton dengan kadar rata-rata 830,445 ppb Au atau 0,83 ppm Au.
Untuk bijih emas yang masih tertinggal masih perlu eksplorasi rinci (geofisika dan pemboran) yaitu di daerah Olat Tanah MErah (Blok 1).
Ketersediaan
#
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi - Jln. Soekarno Hatta No. 444, Bandung, Jawa Barat
PMB LG 2013 - 4
PMB LGLG20134
Tersedia
Informasi Detail
- Judul Seri
-
-
- No. Panggil
-
PMB LG 2013 - 4
- Penerbit
-
Bandung :
Pusat Sumber Daya Geologi.,
- Deskripsi Fisik
-
69 Halaman, Berwarna, 2 Peta Terlampir
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
553.21 MOE e
- Tipe Isi
-
-
- Tipe Media
-
-
- Tipe Pembawa
-
-
- Edisi
-
-
- Subjek
-
- Info Detail Spesifik
-
-
- Pernyataan Tanggungjawab
-
-
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas
Tidak Ada Data