Text
Laporan eksplorasi pendahuluan prospeksi batubara geologi dan geofisika daerah Sungai Akar,Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau
Kegiatan Eksplorasi Pendahuluan Prospeksi Batubara Geologi dan Geofisika Daerah Sungai Akar, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau merupakan tindak lanjut kegiatan survei tinjau batubara di daerah yang sama pada tahun 2016. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendapatkan penambahan data potensi dan peningkatan status keprospekan sumber daya batubara dan GMB dalam rangka penyusunan WP batubara, wilayah keprospekan GMB, konfigurasi lapisan (seam) batubara bawah permukaan serta melengkapi bank data potensi sumber daya energi nasional. Kegiatan dilakukan dengan menggunakan metode pemetaan geologi permukaan, pengeboran dan survei seismik batubara.
Formasi Muaraenim (Tmpm) dan Formasi Lakat (Toml) teridentifikasi sebagai formasi pembawa batubara berumur Miosen Akhir-Pliosen dan Oligosen s.d. Miosen Awal. Target formasi batubara di daerah prospeksi adalah Formasi Lakat (Toml). Berdasarkan data singkapan dan inti pengeboran, keterdapatan batubara sebagian besar berada pada Satuan Batulempung Sisipan Batubara dari Formasi Lakat (Toml) dengan arah jurus relatif tenggara s.d. barat laut serta kemiringan
12° s.d. 20° relatif ke arah timur laut s.d. timur.
Korelasi dan interpretasi data hasil kegiatan pemetaan geologi permukaan, pengeboran dan seismik, di daerah prospeksi teridentifikasi 7 (tujuh) seam batubara yaitu seam A, seam B, seam C, seam D, seam E, seam F dan seam G yang memiliki ketebalan berkisar 0,10 meter s.d. 2,07 meter. Selain itu, berdasarkan hasil analisis kimia, fisika dan petrografi, batubara di daerah prospeksi termasuk dalam peringkat batubara subbituminus s.d. bituminus dengan kandungan sulfur rata-rata yang relatif sedang.
Berdasarkan hasil analisis abu, batubara di daerah prospeksi teridentifikasi termasuk jenis abu bituminus dengan nilai pembukuan uap terak (slagging index) umumnya termasuk klasifikasi rendah dan indeks penerakan (fouling index) hampir seluruhnya termasuk klasifikasi rendah s.d. sedang.
Hasil analisis komposisi kelompok maseral mengidentifikasi kelompok maseral umumnya didominasi oleh kelompok maseral vitrinit berkisar 37,40% s.d.
92,40%. Selain itu, berdasarkan hasil interpretasi data mikrolitotipe, batubara umumnya dominan duroclarite serta terendapkan pada lingkungan fluvial.
Potensi batubara permukaan di daerah prospeksi dengan kedalaman < 100 meter sebesar 3,63 juta ton dengan klasifikasi inventori tertunjuk dan target eksplorasi berkisar 0,41 juta ton s.d. 0,83 juta ton. Selain itu, potensi batubara bawah permukaannya dengan kedalaman > 100 meter dengan klasifikasi target eksplorasi berkisar 8,71 juta ton s.d. 17,42 juta dengan jumlah GIIP gas CH4 berkisar 0,68 Bcf s.d. 1,35 Bcf dan GIIP gas CO2 berkisar 2,67 Bcf s.d. 5,34 Bcf.
Kapasitas serap maksimum batubara (maximum storage capacity) pada batubara di daerah prospeksi pada gas CO2 relatif lebih besar dibandingkan gas CH4 yaitu sekitar 4 (empat) kali lebih besar.
Tidak tersedia versi lain