Text
Pembentukan bank data sumberdaya mineral Indonesia
Pekerjaan pembuatan bank data sebenarnya merupakan pekerjaan inventarisasi yang berkaitan dengan kegiatan pengumpulan, pengarsipan, pemilahan, pengelompokan, pemerian dan pelaporan seluruh data yang tersedia dalam format tertentu. Dalam bidang sumberdaya mineral pekerjaan inventarisasi sebenarnya mirip dengan pekerjaan inventarisasi lainnya, tetapi sasaran pekerjaannya adalah data sumberdaya mineral antara lain: letak, jenis komoditi, mineralogi, geologi, cadangan, dll. Hasil suatu inventarisasi sumberdaya mineral berguna untuk pelbagai keperluan, antara lain perencanaan eksplorasi dan penambangan, pemantauan aset daerah, wilayah maupun nasional, pengembangan wilayah, pemantauan potensi sumberdaya mineral, penelitian geologi, geografi, dll. Dalam suatu kegiatan eksplorasi semua aspek tentang endapan mineral perlu diinventariskan, walaupun informasi tersebut kurang penting, atau endapan tersebut kecil dan tidak ada arti ekonominya. Telah menjadi salah satu konsep dalam ilmu geologi eksplorasi bahwa suatu fenomena mineralisasi pada suatu saat tidak menarik, di saat kemudian dapat sangat menarik. Konsep ini dibuktikan dengan banyaknya pengalaman tentang penemuan-penemuan endapaR mineral. Contohnya, pada saat mineralisasi tembaga di G.Erstsberg, Irian Jaya, ditemukan oleh geologiwan Belanda, J.J. Dozy tahun 1939, mineralisasi tersebut baru terbatas pada suatu daerah kecil saja. Berdasarkan laporan Dozy, maka sejak tahun 1960 sampai sekarang telah dilakukan inventarisasi dan penyelidikan tindak lanjut, yang menghasilkan kenyataan bahwa mineralisasi tersebut tersebar cukup luas dengan tipe mineralisasi yang bervariasi, dan merupakan endapan tembaga berukuran raksasa (Van Leeuwen, 1991). Data yang tersedia kini akan sangat bermanfaat untuk analisis dan penafsiran geologi dalam rangka eksplorasi di wilayah lain terutama di Irian Jaya di kemudian hari. Endapan nikel yang terdapat dalam komplek ofiolit di Sulawesi Tenggara pertama kali dilaporkan oleh ahli geologi Belanda sekitar tahun 1910. Berdasarkan laporan tersebut, diadakan penyelidikan lanjutan, dan beberapa tahun kemudian endapan nikel di wilayah tersebut mulai ditambang kecil-kecilan, namun masih dinyatakan kurang menarik. Evaluasi dan penyelidikan selanjutnya menunjukkan bahwa endapan nikel tersebut cukup penting dan semakin menarik. Pada tahun
1968 penambangan nikel di Pomala dibuka oleh PT Aneka Tambang. Kemudian pada tahun 1973, PT INCO membuka tambang di daerah Soroako.
Tidak tersedia versi lain