Text
Laporan penyusunan pemutakhiran peta metalogenik Indonesia (busur Sunda Banda dan Pulau Sulawesi)
Jalur metalogeni atau metallogenic province adalah jalur-jalur wilayah tempat terbentuknya mineral logam. Wilayah atau area tersebut dicirikan oleh kumpulan endapan mineral yang khas, yang terdiri dari satu atau lebih jenis-jenis karakteristik mineralisasi. Suatu jalur metalogeni dapat memiliki lebih dari satu episode mineralisasi yang disebut dengan metallogenic epoch.
Indonesia merupakan bagian dari Jalur Metalogeni Asia (Jalur Timah Asia) dan Jalur Metalogeni New Guinea (Porfiri Tembagapura). Jalur-jalur yang termasuk wilayah Sundaland itu terbentuk pada masa Mesozoikum (250 s.d. 65 juta tyl) dan Pascamesozoikum pada pinggiran Benua Eurasia. Sementara itu, Jalur Timah Bangka terbentuk pada Trias-Kapur (Mesozoikum) dan Jalur Cu-Au Papua pada Pliosen-Pleistosen (5,5 juta s.d. 55.000 tyl). Keberadaan jalur metalogeni ini berkaitan erat dengan evolusi tektonik regional Indonesia yang menjadi tempat pertemuan tiga lempeng, yakni Eurasia, Pasifik, dan Hinida- Australia. Pergerakan tektonik tersebut bercirikan pemekaran, perkembangan busur kepulauan dan lempeng mikro, underthrusting kerak benua, subduksi kerak samudra, dan kolisi antar lempeng benua, serta kolisi benua-busur kepulauan.
Di indonesia teridentifikasi ada 15 busur magmatik yang terbentuk pada Akhir Mesozoik sampai Kenozoik dengan panjang pelamparan berupa daratan sekitar 15.000 km. Berdasarkan data estimasi sumberdaya dan cadangan dan sejarah produksi pertambangan, lebih dari 98% keberadaan potensi bahan galian logam dihasilkan hanya dari 6 busur yang terbentuk pada umur Tersier atau yang lebih muda. Panjang total 6 busur tersebut mencapai 7.000 km dan masih menerus ke arah negara tetangga yaitu Papua New Guinea, Filipina dan Malaysia. Negara- negara tersebut juga merupakan busur utama sebagai daerah prospek mineralisasi logam.
Tidak tersedia versi lain