Text
Laporan Penyelidikan Umum Nikel Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan
Secara administratif, daerah penyelidikan termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas sekitar ± 5.137 ha. Secara regional daerah penyelidikan termasuk dalam Peta Geologi Regional Lembar Malili yang merupakan bagian Mandala Geologi Sulawesi Timur, yang secara dominan tersusun atas Batuan Ofiolit sebagai batuan induk nikel laterit.
Geologi umum daerah penyelidikan di kabupaten Luwu Timur terdiri dari : Kelompok Peridotite (Dunit terserpetinitisasi, Wherlite terserpetinitisasi, Serpentinit) yang berumur Kapur—Awal Tersier dan Satuan Batuan Perselingan Serpih, Batupasir dan Konglomerat (Formasi Tomata) berumur Miosen akhir - Pliosen. Struktur geologi yang dijumpai berupa kekar atau fracture, bidang sesar Minor berarah relatif Timur Laut—Barat Daya serta interpretasi kelurusan-kelurusan berarah Utara—Selatan dan Barat Laut— Tenggara.
Ubahan yang terdapat didaerah penyelidikan berupa gejala serpentinisasi. Serpentinisasi dijumpai pada batuan peridotite atau Dunit yang terserpentin di daerah bukit
Desa Nuha Dekat Dermaga , seberang Jalan poros Nuha ke Morowali Utara, di daerah
bagian utara Desa Nuha dan juga di Perbukitan Nganga Ndano.Sesuai hasil interpretasi diagram harker yang menunjukkan kelimpahan unsur MgO, SiO2 dan Al2O3., serta MgO dan Fe2O3 diinterpretasikan batuan asal berupa Batuan kelompok Peridotite terserpentinisasi. Gejala ubahan serpentinisasi ditandai dijumpai mineral-mineral kelompok serpentin, yaitu : Chrysotile, Antigorite dan Lizardite.
Hasil penyelidikan geokimia tanah dengan Hand auger di daerah Nangadano desa
Nuha Kecamatan Nuha , Kabupaten Luwu Timur, karakteristik dan potensi endapan Nikel Laterit secara umum terdiri dari tiga lapisan , yaitu : red limonit, yellow limonit dan saprolite. Proses lateritik dijumpai pada batuan ultramafik di lereng perbukitan perbatasan Desa Matano dan Perbukitan Nganga Ndano. Gejala lateritik dari hasil analisis XRD, dan analisis diagram scater dapat dibagi atas zona limonit, yang ditandai dijumpai mineral laterit besi seperti: Clinoclore, Anorthite, Geothite dan hematite.. Zona Saprolite dicirikan adanya mineral ubahan Forsterite (kelompok mineral olivine) , Kaolinite, Goethite, Clinoclore, Talc dan Chysotile (sub kelompok mineral serpentinite), yang menunjukkan bahwa proses lateritik zona Saprolite.
Berdasarkan hasil analisis XRD yang didukung analisis minergrafi dan analisis statistik geokimia kadar mayor dan minor dapat diterpretasikan karakteristik nikel laterit dapat dibagi atas dua lapisan , yaitu : zona limonit : Geothite, hematite, klorite , kuarsa dan zona Saprolit dicirikan adanya mineral antigorite, crysolite, Forterite, klorite dan magneitit.
Peta Heatmap Nikel daerah Nuha Luwu Timur diperoleh daerah Prospek Nikel laterit berada di daerah Nanga Dano , Desa Nuha dengan kisaran kadar Nikel (Ni = 0,3% sampai
dengan Ni = 1,14 % ) Kadar anomali tertinggi Ni > 1% terdapat di wilayah Barat laut Bukit
Nanga Dano. Hasil analisis Peta Isograde diperoleh anomali tertinggi kadar Ni : 0,745% s/d
1,1 % terdapat di bukit Nanga Dano, dan bagian timur Nanga dano , berarah relatif timur laut barat daya dan meluas ke arah Timur. Hasil Peta Isograde Kobal daerah anomali tertinggi dengan kadar Ni: 0,735% s/d 1,4 % terdapat di Bukit Nanga Dano, dan bagian timur Nanga Dano, berarah relatif timur laut barat daya dan meluas ke arah Timur. Ketebalan lapisan Limonit berkisar 1,4 sampai dengan 3,5 meter dan Saprolite 0,70 s/d 2 meter. Berdasarkan hasil estimasi Sumber Daya Nikel (Limonit): Nikel (wmt) dengan ketebalan tersebut, dengan menggunakan metoda Inverse Distance Weighted (IDW), diperoleh sebesar 26.134.823 ton, Kadar Nikel rata-rata Ni: 0,637%, Co rata-rata : 0,069% dan Fe: 37,64%.Sumber Daya logam Nikel sebesar 116.535 Ton, Kadar Kobalt rata-rata 629 ppm, diperoleh sumber daya logam kobalt sebesar 11,339 ton dan sumber daya logam besi
6,887 juta ton.
Tidak tersedia versi lain