Text
Laporan Penyelidikan Umum Logam Tanah Jarang Dengan Metode Geologi dan Geokimia di Rantedoda dan Taan Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat
Kegiatan penyelidikan umum logam tanah jarang dengan metode geologi dan geofisika di Rantedoda dan sekitarnya, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat dimaksudkan untuk mendelineasi potensi logam tanah jarang guna mengetahui kandungan LTJ pada batuan dan juga lapuknnya terutama pada Formasi Batuan GunungApi Adang serta sifat fisika batuan berdasarkan data geofisika di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kualitas logam tanah jarang untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk diusulkan menjadi daerah wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Pengumpulan data primer yang telah dilakukan adalah pemetaan geologi, geokimia tanah, pengukuran geofisika berupa radiometri dan ground penetrating radar (GPR).
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang telah dilakukan, satuan batuan dikelompokkan menjadi 2 satuan batuan, yaitu: Satuan Batugamping dan Satuan Lava Phonolit. Pola sebaran ∑REE menunjukkan bahwa nilai kadar yang sangat signifikan berada pada bagian utara lokasi penyelidikan yang tersebar di daerah Desa Tampalang dengan nilai kadar threshold REE 3.015,25 ppm (REO
3.357,36 ppm) hingga 3.413,4 ppm (REO 3.798,04 ppm). Nilai laju dosis di daerah penyelidikan paling tinggi mencapai 4895 nSv/h. Unsur Kalium diperkirakan mencapai 31,7 ppm. Kadar uranium yang terpetakan hingga 300,8 ppm. Untuk thorium, kadar tertingginya mencapai 894,9 ppm. Dari keempat parameter tersebut terlihat pola anomali tinggi berada pada wilayah antara Rantedoda dan Kasambang. Berdasarkan interpretasi penampang GPR, terdapat pola radargram yang diasosiasikan dengan keberadaan zona lapukan dengan ketebalan tertentu, serta dinterpretasikan pula adanya lava atau batugamping.
Hasil integrasi data geokimia, radiometri dan GPR menunjukkan potensi logam tanah jarang cukup signifikan di beberapa lokasi pada daerah Bukit Pela, Bukit Rano, Tasipa, Kamaraang, Pampioang, dan Kuridi dengan kadar REO total hingga 3.798,04 ppm hingga 8000 ppm, anomali unsur thorium sedang hingga tinggi dan ketebalan zona lapukan sekitar 4 meter sampai 20 meter (interpretasi
dari data GPR).
Tidak tersedia versi lain