Dalam satu dekade terakhir, logam tanah jarang menjadi kumpulan komoditi mineral
yang sangat strategis. Kondisi geologi di Indonesia sangat memungkinkan untuk
terbentuknya endapan logam tanah jarang pada tipe regolith dari hasil pelapukan batuan.
Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk dapat melokalisir sebaran mineral
logam tanah jarang tersebut sehingga mendapatkan daerah prospek dan karakteristik dari
logam tanah jarang yang dapat dijadikan sebagai masukan untuk pertimbangan
rekomendasi usulan WPN/WIUP di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatra Utara.
Kegiatan penyelidikan lapangan dilakukan dengan pemetaan geologi dan pengambilan
sampel batuan dan soil/tanah dengan menggunakan bor mesin dengan kedalaman 14,75
s.d 32 meter berdasarkan data anomali logam tanah jarang hasil kegiatan PSDMBP 2021.
Analisis laboratorium fisika dan kimia dilakukan untuk mengetahui karakteristik logam
tanah jarang dan juga batuan induknya. Analisis laboratorium meliputi XRF, XRD, petrografi,
mineragrafi, ICP – OES, ICP - MS, AAS dan kolorimetri.
Daerah penyelidikan umumnya disusun oleh batuan granit tipe – S dan sebagian
kecil oleh tuf litik. Lapukan dari batuan induk umumnya terbentuk dan berkembang cukup
signifikan. Nilai kadar logam tanah jarang cukup signifikan ditunjukkan kelompok logam
tanah jarang ringan (LREE) dengan jumlah total berkisar antara 10,73 s.d 627,63 ppm dan
nilai kadar total logam tanah jarang (∑REE) berkisar antara dan 94,32 s.d 1549,56 ppm.
Sebagian nilai ini berada pada kisaran nilai keekonomian antara 500 s.d 2000 ppm, jika
mengacu kepada endapan pelapukan granitoid di China Selatan dan dan hasil penelitian
REE di Tanah Merah, Kelantan Malaysia kisaran nilai ekonomis antara 298 s.d 1298 ppm.

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data