Laporan monitoring sumur MT-2 lapangan panas bumi Mataloko Kabupaten Ngada, Flores-NTT. (5 Juni - 19 Juni 2002)
Kehadiran struktur geologi pada sumur pemboran panas bumi dapat ditafsirkan dari ciri struktur seperti sifat flsik .batuan (milonitisasi/ breksiasi), adanya zona rekahan yang ditapsirkan dari •-data hilang sirkulasi (total/ partial loss) dan terjadinya "drilling break". Dari data-data selama proses pemboran sumur MT - 2 trayek selubung 1 O" dan 8", 6" dan liner 4", tidak terjadi hilang sirkulas'i total (TLC) maupun partial (PLC) dari permukaan hingga kedalaman 162,0 m, tidak terjadi total (TLC) maupun Partial (PLC) sedangkan dari kedalaman 162 hingga kedalaman 180 meter ditemukan adanya loss sebagian/partial loss (PLC=+- 100 LPM) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampai kedalaman • 162,0 meter tidak terdapat zona lemah baik kekar ataupun sesar, • sedangkan di kedalarrran antara 162-180 m terdapat rekahan kecil/ minor fractur yang menyebabkan terjadi loss partial, namun di kedalaman tersebut tidak mengindikasikan sebagai daerah yang mempunyai permeabilitas baik (Gambar 4). Dengan data tersebut dapat diasumsikan bahwa sumur MT-2 hingga kedalaman 180,2 m merupakan daerah yang belum menembus zona struktur sesar. Berdasarkan kehadiran jenis mineral ubahan, intensitas ubahan dan jenis atau tipe ubahan, maka lapisan batuan/litologi sumur MT - 2 dari permukaan hingga kedalaman 180,0 m dapat dikelompokkan menjadi lapisan penudung panas (cap rock /clay cap)
Ketersediaan
#
Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi - Jln. Soekarno Hatta No. 444, Bandung, Jawa Barat (PB03)
PMB LG 2002-3