Pada monitoring tahap kelima ini yang •~ilakukan dal~ bulan Oktober akhir dan Nopember awal 2002, telah dilakukan pengukuran tekarian kepala sumur (TKS), dan temperatur pada bleeding line di sumur panas bumi MT-2, Mataloko. Data. TKS menunjukkan kisaran 2,45 - 2,5 barg dalam '~ondisi bleeding dengan temperatur terukur pada bleeding line adalah 84,4 - 90,8 oc. Hasil analisis kandungan kimiawi dari conto air (SPW), conto uap (SCS) dan gas (NCGS) tahap kelima ini baik data lapangan, maupun laboratorium tidak menunjukkan adanya perbedaan yang berarti dibandingkan dengan data tahap sebelumnya, yaitu: tahap kesatu, kedua, ketiga dan keempat. Hasil pengamatan terhadap kondisi lingkungan di sekitar sumur MT-2 dalam bulan Oktober akhir dan Nopember awal 2002 yang menunjukkan adanya indikasi penambahan pemunculan hembusan gas melalui rekahan. bualan lumpur dan tanah panas dibaridingkan tahap sebelumnya dalam bulan Mei, Juni, Juli, dan September 2002 dengan temperatur terukur sekitar 84,9 °C (No.10) - 96,2 °C (No.14) , pada temperatur udara yang terukur 23,3 - 32,7 °C dan terdeteksi adanya gas tertentu seperti H2S dan C02 yang relatif cukup tinggi (diatas nilai ambang batas), sedangkan gas CO cukup tinggi walaupun masih dibawah nilai ambang batas (yaitu kurang dari 50 ppm) dari manifestasi yang muncul di sekitar sumur MT-2 hal ini perlu dikembangkan kegiatan monitoring secara berkala pada lokasi titik amat pengukuran pada bulan selanjutnya. Pengambilan conto gas tersebut diambil dengan cara membuat lubang dengan kedalaman ± 25 cm kemudian dengan menggunakan syringe gas KITAGAWA dengan memasukkan tube gas tersebut kedalam lubang tersebut. Gas-gas diatas sudah mendekati nilai ambang batas tetapi untuk di alam bebas karena kontaminasi dengan udara bebas maka kandungan gas tersebut akan tereduksi.

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data