Zirkon terbentuk sebagai mineral ikutan (accessory mineral) pada batuan yang terutama mengandung Na-feldspar. seperti batuan beku asam (granit dan syenit) dan batuan metamorf (gneiss dan skiss), yang secara ekonomis, zirkon dijumpai dalam bentuk butiran (ukuran pasir), baik yang terdapat pada sedimen sungai maupun sedimen pantai. Dan terdapat dalam endapan pasir kuarsa sebagai endapan sedimen dan terkonsentrasi bersama-sama mineral rutil, ilmenit, monazit, dan mineral berat lainnya.
Data Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral staus tahun 2019, Keterdapatan pasir zirkon di Indonesia terletak di Pulau Sumatera yaitu di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Pulau Kalimantan terletak di Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Keterdapatan zirkon di pulau Kalimantan terdapat pada Formasi Dahor dan alluvial Secara genesa mineral-mineral tersebut terendapkan bersamaan dengan butir emas dalam endapan aluvial dan sebagian di Kalimantan Barat diendapkan dengan timah. Luas area indikasi endapan pasir zirkon seluas 45.896.348.367
Km2. Di Pulau Sumatera zirkon terdapat di Kabupaten Bangka Tengah yang merupakan hasil rombakan dari batuan asal pembawanya, yakni granit (Granit Klabat, yang berumur Trias Akhir hingga Jura Awal dan di Kabupaten Belitung terdapat pada Formasi Kelapakampit, Batuan granit mengandung kasiterit (timah) dan mineral ikutannya berupa monazit, zirkon ilmenit sebagai hasil dari proses hidrothermal atau pneumatolitic quarts injection, mempunyai 6 (enam) lokasi green area di di Kabupaten Bangka Tengah dengan luas 35.194.004 Km2 dan di Pulau Papua pasir zirkon berada di Hasil Teluk Wondama Papua Barat, menunjukan mineral berupa amfibolit, mica schist,. Yang keterdapatan pasir zirkon berada didalam lingkungan batuan metamorf dan terindikasi endapan pasir zirkon seluas 649.475.581 Km2.
Pemanfaatan zirkon hampir 94% di Indonesia digunakan pada Industri
Keramik sisanya 6%, digunakan pada industri logam dasar (3,5%) dan industri barang-barang logam (2,5%)..

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data