Kajian sebaran merkuri dan logam berat di wilayah pertambangan rakyat ini
merupakan kelanjutan dari kajian pada tahun sebelumnya. Pada tahun ini
dilakukan evaluasi data sekunder dan uji petik di dua lokasi yaitu Kokap, Kulon
Progo dan Mandor, Landak.
Hasil evaluasi data sekunder menunjukkan lokasi pendataan PETI sudah
mewakili sebaran PETI yang ada di Indonesia. Pada beberapa lokasi masih
terdapat kurang lengkapnya data sampel sedimen dan tanah disebabkan titik
berat kegiatan bukan ke arah penelitian geologi medis.
Hasil analisis sampel uji petik di Kokap bila dibandingkan dengan hasil
penelitian Badan Geologi tahun 2004 menunjukkan kadar Hg pada sedimen
sungai adanya peninggian di Sungai Plampang dengan kadar 8,297 ppm pada
waktu itu dan pada saat uji petik 29,400 ppm, begitu juga untuk unsur Cu, Pb, Zn,
As, dan Cd. Kadar Hg pada tanah 2,670 - 36,500 ppm sudah melebihi baku mutu
untuk daerah pemukiman, sedangkan pada sayuran, air minum, air bersih, air
sungai dan urin menunjukkan nilai tidak terdeteksi.
Hasil analisis sampel uji petik di Mandor bahwa kadar Hg pada sampel urin
5 conto masih di bawah kadar 15 μg/gr-creatinine, 1 conto menunjukan kadar
tertinggi yaitu 20,38 μg/gr-creatinine, namun demikian masih di bawah nilai
maksimum yang ditetapkan, tetapi sudah melebihi batas kadar normal. Kadar
tersebut menunjukkan kemungkinan adanya keterkaitan masyarakat di daerah
Mandor dengan kegiatan pertambangan meski masih dalam batas back ground
level. Pada sampel rambut menunjukkan ada satu orang terindikasi terpapar
merkuri dengan konsentrasi sedikit di atas kadar Hg normal yaitu 2,25 μg/gr. Hasil
pemeriksaan Pb air bersih terdapat satu sampel yang mengandung Pb di atas
baku mutu. Hal ini menunjukkan bahwa ada sumber air bersih yang digunakan
penduduk telah terkontaminasi Pb.

Tidak tersedia versi lain

Tidak Ada Data