Pada tanggal 1 Maret 1961 K.P.N Siau/Tagulandang mengirimkan kabar bahwa tanggal 28 Februari jam 22.14 Gunung Api Siau aktif kembali s/d 22.31 keluar awan hitam tinggi sekitar 1500 meter dan bebatuan berpijar ke arah barat setinggi kira-kira 300 m dari puncak gunung dan terdengar gemuruh
Gunung Sirung terdiri dari suatu kaldera jang tjukup besar. Lingkaran kawah (kraterrand) mempunjai 4 puntjak jang mengelilingi Kw. Sirung, sebelah Barat/Barat-Daja puntjak G. Sirung (922 mdpl), sebelah Selatan G. Anunggulan (Anunggulan bermaksud tergelintjir sendiri atau Mabagolang bermaksud tempat dingin), sebelah Tenggara G. Sombutang, Timur/Timur-Laut G. Tomajang. Disebelah belakang (Barat/B…
Suatu bencana alam telah terjadi di P. Siau dalam bulan februari sampai april 1974. Sebenarnya gempa bumi yang menimbulkan bencana tersebut, tetapi karena terjadi pula letusan gunung api Siau (nama setempat G. Karangetang) yang disertai dengan lelehan lava, penduduk menyangka bahwa bencana berhubungan erat dengan peletusan tersebut. Penduduk mengungsi karena gempa bumi kuat terus menerus terjad…
Adapun maksud dari pemeriksaan ini ialah pemeriksaan volkanologi terhadap kegiatan gunung Egon dan bila ternjata terdapat perobahan2 penting mengenai keadaan morpologi sekitar puntjak, akan diadakan djuga pemetaan topografi.
Tiap - tiap pengunjung mnyusun laporan sendiri masing - masing. Ada seutus pepatah: lain kaki lain pasakan. Demikian pula dari hal susunan laporan, misalnya cara - cara W. Van Bemmelen (lampiran 1) dan Sudarmo - Merto (lampiran II), berlainan dan berjauhan.
Adapun maksud dari pemeriksaan ini ialah pemeriksaan volkanologi terhadap kegiatan gunung Egon dan bila ternjata terdapat perobahan2 penting mengenai keadaan morpologi sekitar puntjak, akan diadakan djuga pemetaan topografi.
Oleh terdjadinja bentjana alam gompa bumi Flores bulan Maret 1961, menurut laporan2 jang diterima oleh Kepala Daerh Endah, maka dianggap perlu untuk memeriksa kawah Mutubusa di Caldera Sokoria. Mengingat gempa bumi tsb. tompo2 masih terulang lagi dan mengikuti pendapat umum dari penduduk sekitar Sokorin jang menitikberatkan bahwa gempa bumi itu akan menimbulkan meningkatnja kegiatan gunung api …
G. Lokon pada waktu ini berada dalam taraf kegiatan. Letusan-letusannya tergolong phrantik yang juga menyebabkan letusan magmatik ataupun sebaliknya. Erupsi uap air ini melemparkan bahan-bahan yang sudah berada didalam kawahnya dan mengingat sifatnya yang sekunder itu lebih sering terjadi setelah turun hujan selama musim hujan
Dari tanggal 4 Juli 1988 s/d 23 Juli 1988, L.Djoharman, B.Sc, Komar R. dan pengemudi Kosim Al Sukar ditugaskan ke G. Tangkubanparahu (Jawa Barat) dan G. Lamongan (Jawa Timur), untuk melakukan penelitian dan pengukuran deformasi di kedua gunung tersbut.
Pada tanggal 28 April 1959, M. Pantouw mengirim radiogram yang berisi mengenai perkembangan G. Lokon dan G. Mahawu untuk tetap diperhatikan. G. Lokon selama 10 hari ini terus terjadi letusan selama 10 hari berturut turut. Hal ini menyebabkan rusaknya tanaman rakyat karena jatuhnya abu