In January ash eruptions accompanied by strong detanations took place 3x, viz. on the 15th, 21.00 loc time on the 17th 06.05 loc time and on the 21st 17.55 loc time. Rumblings were often heard, sometimes lasting for several hours. Glares could be observed at night. The mechanical "Spindler & Hoyer" observatory seismograph with horizontal component recorded 30 earthquakes incl 16 felt.
Pada tanggal 1 Maret 1961 K.P.N Siau/Tagulandang mengirimkan kabar bahwa tanggal 28 Februari jam 22.14 Gunung Api Siau aktif kembali s/d 22.31 keluar awan hitam tinggi sekitar 1500 meter dan bebatuan berpijar ke arah barat setinggi kira-kira 300 m dari puncak gunung dan terdengar gemuruh
Dareah bahaya, lingkaran jari-jari 5 km dari titik letusan, termasuk kampung-kampung: ULU letak pada garis perbatasan. Dari situ melingkar terus ke Timur, Utara dan Barat, sehingga sampai di kampung PENA. Semua kampung-kampung di kaki gunung api ada dalam daerah bahaya
Dari tanggal 28 Januari sampai 12 februari 1952 oleh Dinas Gunung Berapi yang kantornya berkedudukan di Bandung, diadakan ekspedisi untuk memeriksa gunung-gunung api dari Sulawesi Utara, kepulauan Sangihe dan Talaud, Ternate Halmahera dan Kepulauan Banda lengkungan bagian dalam