G. soputan mempunyai tiga kawah yang aktif secara bergiliran yaitu kawah Utama, kawah G. Aeseput dan Aeseput Weru ( parasit). Kawah Utama terletak dipuncak G. Soputan berukuran 600 X 450 m, kawah G. Aeseput berukuran lk 250 x 240 m terletak pada satu krucut sekitar 1 Km sebelah timur laut Kw Utama. Kerucut lainnya terbentuk pada tahun 1915, ketika itu terjadi letusan samping dan leleran lava ke…
Explosive eruption of Banda Api Volcano in Central Maluku on Mei 9, 1988 was characterized by throwing out of tephra from 6 eruption holes or craters stretched form North to the South. They were found in formed within 5 hours. This phenomenon is seldom active volcanoes in Indonesia. They have been followed by effusive of lava flow from 3 eruption holes which were located along Northern and Sout…
Satu rentetan gempabumi vulkanil terjadi setelah letusan seminggu fraktik di Mandosawu. Kegempaan tersebut diikuti dengan cermat dan ditafsirkan kemudian sebagai indikasi perubahan tipe letusan dari fraktik Ternyata, magma menerobos hingga permukaan cikal-bakal G. Anak Ranakah. Bersama waktu ke magmatik. dan lava tersebut membangun bentuk kubah
Gempa bumi vulkanik, mungkin Juga tektonik yang terjadi didaerah sekitar gunungapi, merupakan salah satu gejala penting dalan menentukan tingkat kegiatan suatu gunungapi. Sehubungan dengan itu saka pemantauan kegiatan gempa terhadap gunungapi aktif yang dalam keadaan istirahat maupun giat merupakan suatu keharusan. Data yang diperoleh dari hasil penyelidikan dalam keadaan tenang akan berguna se…
Sebagaimana telah diketahui, gunungapi terbentuk apabila magma telah menembus litosfera yang muncul dipermukaan bumi berupa leleran pijar, semburan hancuran pijar atau kedua-duanya menempuh permukaan yang dapat membentuk kubah di gunungapi.
Dalam penanggulangan bahaya letusan gunungapi diperlukan pemantauan yang sangat ketat. Salah satu metode pemantauan untuk mendeteksi denyut dari suatu gunungapi adalah dengan mempelajari gembumi di sekitar dan dibawah gunungapi (volcano seimology)
Kegiatan permukaan G. Sorik Marapi berupa tembusan solfatara/fumarola di kawah puncaknya, kawah-kawah yang ada di lerengnya, seperti kawah Sibanggor Julu di lereng utara, kawah Siunik di lereng timur, dan kawah Sibanggor Tonga di lereng timur laut dekat pos pengamatan.
Pada pengamatan kegempaan gunungapi, seringkali dijumpai sinyal asal gunungapi dengan ciri menerus dan kuasi harmonik. Dari sinyal jenis ini, dipelajari kandungan frekuensi dominan yang merupakan pencerminan dari viskositas dan dimensi kantung fluida. Guna mengetahui kandungan frekuensi dominan, dilakukan perhitungan/estimasi spektral menggunakan transormasi fourier cepat/diskrit.
Gunung Lokon merupakan gunungapi tipe A yang memiliki dua puncak yaitu Gunung Lokon dan puncak Gunung Empung. Sesungguhnya Gunung Lokon dan Gunung Empung adalah gunungapi yang berdampingan dan berbagi waktu erupsi.
Gunung Gede sering menunjukkan peningkatan kagiatan, antara lain tahun 1990 hingga 1992, tanpa diakhiri letusan. Peningkatan kegiatan ini ditandai dengan meningkatnya jumlah gempa gunungapi. Pemantauan kegempaan dilakukan secara menerus dengan satu stasiun, direkam dengan cara analog.