Kegiatan survei rinci di daerah panas bumi Nage, Provinsi Nusa Tenggara Timur dilakukan untuk mengidentifikasi peranan kontrol struktur geologi terhadap zona permeabilitas dan mengetahui zonasi mineral ubahan serta mengestimasi umur batuan atau proses hidrotermal yang terjadi, dalam kaitannya dengan pembentukan sistem panas bumi di daerah Nage, melalui pengamatan dan pengambilan conto di lapang…
Aktivitas Gunung Sinabung diperlukan kajian lebih jauh mengenai data seismik pada seismograf yang mencatat aktivitas Gunung Sinabung.
Gunung Gede merupakan salah satu gunungapi tipe A yang masih aktif. Aktivitas letusan gerakhir Gunung Gede terjadi Maret 1957 berupa letusan dengan suara gemuruh disertai awan.
Seismologi gunungapi merupakan cabang ilmu seismologi yang khusus mempelajri hubungan antara kegiatan vulkanik dan kegempaannya. Cabang ilmu ini melihat aktifitas kegempaan melalui proyeksi sinyal yang dihasilkan oleh kegiatan isi dalam gunungapi.
Gunung Lokon merupakan gunungapi tipe A yang meiliki dua puncak yaotu puncak Gunung Lokon dan Gunung Empung. Sesungguhnya Gunung Lokon dan Gunung Empung adalah gunungapi yang berdampingan dan berbagi waktu erupsi.
Pada Gunung Semeru dapat terjadi beberapa gejala seismik antara lain adalah gempa Vulkanik Dalam (VA) dan Tremor Vulkanik. Pada dasarnya frekuensi dominan yang terekam pada stasiun satu dengan yang lainnya berbeda untuk kejadian yang sama. Frekuensi dominan gempa Vulkanik A (VA) yang terjadi di Gunung Semeru berkisar antara 0.1 Hz sedangkan untuk tremor vulkanik memiliki frekuensi dominan sekit…
Gunungapi Sinabung adalah gunungapi strato berbentuk kerucut, dengan tinggi puncaknya 2460m dpl. Lokasi Gunung api Sinabung berada di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Pemantauan terhadap Gunungapi Sinabung terus dilakukan karena gunung api tersebut masih memiliki aktivitas kegempaan yang cukup tinggi.
Erupsi Gunung Sinabung tahun 2013 menarik untuk dikaji terkait mekanisme dalamnya meliuti distribusi hiposenter dan mekanisme fokus. Salah satu cara untuk mengetahui mekanisme tersebut yaitu menganalisis gempa vulkano-tektonik (VT) yang terjadi.
Pada dasarnya penerapan teknologi informasi masa kini semakin didaulat oleh kenyataan bahwa dengan adanya sarana komputer, basis pengetahuan dan data-data yang ada, sehingga membentuk sistem yang dapat berfikir y=dan memberikan kesimpulan yang berarti, baik itu terhadap data awal maupun data hasil analisa.
Penelitian tentang karakteristik peningkatan gempa vulkanik G. Tangkubanparahu dilakukan dengan memanfaatkan data seismogram dari tahun 1999-2002. Untuk sebuah gempa yang terekam oleh seismometer, terdapat beberapa variabel yang berperan dalam menentukan karakteristik gempa, variabel-variabel terebut antara lain adalah jenis gempa, waktu tiba gelombang P dan S, amplituda maksimum, dn lama gempa.