ANALISIS GEOLOGI KEJADIAN GEMPA BUMI DI TIMURLAUT KAB. NAGEKEO, PRIVINSI NTT, TANGGAL 15 AGUSTUS 2023

I. Informasi gempa bumi

Gempa bumi terjadi pada hari Selasa, tanggal 15 Agustus 2023, pukul 10:54:06  WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 121.51 BT dan 8.65 LS, berjarak sekitar 22 km timurlaut Nagekeo, NTT, dengan magnitudo (M5,8) pada kedalaman 164 km. Menurut informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 121.445 BT dan 8.407 LS dengan magnitudo (M5,5) pada kedalaman 168.1 km. Menurut GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 121.43 BT dan 8.62 LS dengan magnitudo M 5.3 pada kedalaman 188 km.

II. Kondisi geologi dan penyebab gempa bumi

Lokasi terdekat dengan pusat gempa bumi adalah daerah Kabupaten Nagekeo. Morfologi daerah tersebut pada umumnya merupakan dataran, dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal. Berdasarkan atlas Vs30 Indonesia, wilayah tersebut secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E). Daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh endapan Kuarter berupa endapan aluvial berupa kerakal dan kerikil dari andesit di sebelah utara, serta batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan batuan gunungapi. 
Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas deformasi slab pull pada lempeng Indo-Australia.

III. Dampak gempa bumi

Menurut BMKG, gempa bumi ini dirasakan III-IV MMI di Waingapu dan Ende, III MMI di Sumbawa, Dompu, Kota Bima, Kab. Bima, II-III MMI di Mataram, Lombok Timur dan Sumbawa Barat. Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terdekat dengan pusat gempa bumi sebagian besar terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami.

IV. Rekomendasi

  1. Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
  2. Oleh karena provinsi NTT tergolong rawan gempa bumi, maka harus lebih terus meningkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural.
  3. Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) yaitu : retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

Ikuti Berita Kami