Langkah Museum Geologi dalam Inovasi Digital untuk Menghadapi Masa Pasca-Pandemi

Dunia telah mengalami krisis terparah di abad ini, akibat pandemi Covid-19 yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Berbagai sektor dalam sistem masyarakat pun terganggu, tidak melulu kesehatan, melainkan juga ekonomi, pendidikan, pariwisata dan sektor-sektor lain. Museum yang merupakan wisata edukatif masyarakat tidak terelakkan dari dampak pandemi, mereka harus menutup kunjungan setiap kali terjadi lonjakkan kasus Covid-19, guna ikut menahan laju penularan wabah. Namun, di sisi lain, minat masyarakat untuk berkunjung tidak berkurang, keadaan ini menuntut setiap museum untuk merefleksikan kembali, apa yang harus museum lakukan? bagaimana museum dapat bertahan dan mencari solusi di tengah pandemi ataupun setelahnya (pasca-pandemi). Dengan kata lain, museum tetap bisa memberikan informasi pengetahuan dan melayani masyarakat yang semestinya, meski dalam risiko terburuk.

Museum harus memperhatikan audiensnya yang sebagian besar saat ini adalah masyarakat digital, pengguna media sosial, terutama generasi milenial yang tumbuh dalam kemajuan teknologi dan informasi global. Secara gradual ruang sipil kita pun bergeser ke arah budaya digital yang menjadi ke-khas-an abad ini. Hal ini juga dipercepat oleh keadaan pandemi yang mengharuskan kita untuk mengurangi aktivitas fisik dan tetap di rumah. Sercara tidak langsung pembatasan sosial ini (secara fisik) meningkatkan kecakapan digital di dalam masyarakat. Dengan demikian museum harus memberikan perhatian dan anggaran lebih akan ketersediaan platform digital, kualitas SDM ataupun alat-alat penunjangnya, supaya pelayanan masyarakat dengan metode daring dapat dilaksanakan. Pengembangan kompetensi digital secara adaptif dan dinamis pada lembaga museum menjadi suatu keharusan sebagai respon terhadap kemajuan teknologi.

Museum Geologi di Masa Pandemi dan Setelahnya

Museum Geoologi adalah salah satu Lembaga museum di Indonesia yang telah melaksanakan inovasi digital yang akan menjadi bahasan utama dalam tulisan ini. Selema dua tahun berturut-turut, dari pertama kali ditetapkannya pandemi, Museum Geologi yang merupakan unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Badan Geologi, Kementerian ESDM, menutup kunjungan untuk umum, dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara virtual. Museum Geologi memiliki peran untuk membumikan ilmu kebumian (geologi) kepada masyarakat. Berdasarkan UPT di lingkungan Badan Geologi No. 34 Tahun 2021, Museum Geologi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan, penyelidikan, pengembangan, konservasi, peragaan dan penyebaran informasi koleksi. Sejauh ini, Museum Geologi memiliki 417.882 koleksi yang terdiri dari fosil, batuan, mineral dan artefak. Museum Geologi memiliki sejumlah koleksi unggulan yang sangat bermakna bagi ilmu pengetahuan, yakni fosil tengkorak Homo erectus (S-17) yang berasal dari Sangiran, fosil vertebrata terestrial seperti gajah purba Stegodon trigonocephalus, fosil gajah blora Elephas hysudrindicus, kura-kura raksasa Megalochelys sp dan hewan purba lainnya yang pernah hidup di Indonesia. Koleksi unggulan mineralnya berupa batu kecubung (Amethyst) berukuran besar yang berasal dari Solok, dan sejumlah batu mulia (gemstone) yang diperoleh dari sejumlah daerah. Selain koleksi batuan dari bumi, Museum Geologi juga memiliki koleksi batu dari ruang angkasa, salah satunya adalah meteorit Jati-Pengilon. Koleksi Museum Geologi sebagian besar disimpan di ruang storage, sejumlah koleksi yang telah melalui proses kuratorial dipamerkan dalam empat ruang peragaan, yaitu ruang pamer geologi Indonesia, ruang pamer sejarah kehidupan, ruang pamer manfaat dan bencana geologi dan terakhir ruang pamer sumber daya geologi. Dengan koleksi yang kaya dan informatif, Museum Geologi terus diminati oleh kalangan umum, pelajar, mahasiswa geologi dan pertambangan serta ahli geologi meskipun di masa pandemi.

Museum Geologi menjadi tempat favorit yang sering dijadikan desitinasi wisata edukatif (study tour) oleh sekolah-sekolah. Ketika pembatasan kegiatan sosial diberlakukan, Museum Geologi menutup kunjungan dan mengaplikasikan kunjungan virtual atau virtual tour untuk memberikan layanan rombongan sekolah secara digital melalui platform Zoom Meeting, setiap peserta yang teridiri dari pelajar dipandu untuk mengamati benda koleksi museum dan diberikan penjelasan oleh pemandu selama 90 menit. Peserta kunjungan virtual juga dapat berinteraksi dan bertanya dengan pemandu atau ahli geologi di museum. Kegiatan kunjungan virtual pertama dilaksanakan pada 8 Oktober 2020. Pada pelaksanaan tiga bulan pertama. mulai 8 oktober – 22 Desember 2020, telah dilaksanakan sebanyak 9 rombongan sekolah dengan jumlah 2.207 peserta. Pada Tahun 2021, jumlah kunjungan virtual di Museum Geologi meningkat dengan frekuensi sebanyak 49 kali, terdiri dari jenjang TK hingga Mahasiswa, dengan riil partisipan sebangyak 8152.


Pameran Digital 360 ° berbasis Web oleh Museum Geologi

Pameran digital pada suatu museum menjadi alternatif yang tepat untuk melayani pengunjung disaat pandemi, serta memberikan aksesibilitas bagi mereka yang jauh sekali pun, pameran digital ini dapat diakses setiap saat. Koridor Museum Geologi sudah dapat dijelajahi secara digital dengan teknologi 360 ° berbasis web (pameranvirtualmg.id). Pameran ini menyoroti koleksi yang diperagakan beserta deskripsinya. Ruang pameran digital Museum Geologi dapat diakses melalui tautan bit.ly/360TOURSMG .

Selain pameran digital di gedung Museum Geologi, pameran juga digelar dibeberapa tempat lainnya, di antaranya di Museum Kars Indonesia sebagai museum kegeologian di Kabupaten Wonogiri, pameran dapat dikunjungi melalui tautan bit.ly/360TOURSMKI. Museum Geologi juga mengadakan pameran digital di Surade-Sukabumi tepatnya di Museum Megalodon, Museum yang dibina oleh Museum Geologi pada tahun 2021, Pameran digital Museum Megalodon dapat dikunjungi pada tautan bit.ly/360TOURSMUSEUMMEGALODON 

Pameran digital oleh Museum Geologi sepanjang tahun 2021 menghasilkan pengunjung virtual sebanyak 4.825 semenatara pada paruh pertama tahun 2022 mengalami peningkatan dengan jumlah pengunjung sebanyak 15.657 pengunjung.

Pemanfaatan Platform digital untuk penyampaian Informasi Koleksi Museum Geologi dalam acara Collection Talk


Museum Geologi sebagai museum yang memiliki koleksi terbanyak di Asia Tenggara juga menginformasikan koleksi museum secara merinci namun dalam bentuk talkshow popular bersifat ilmiah, program ini dinamakan Collection Talk (Koleksi Berbicara) dengan memanfaatkan platform digital seperti Zoom serta kanal YouTube. Collection Talk sudah dilaksanakan sebanyak 11 kali sejak tahun 2020 yang tersebar di daerah yang berbeda-beda. Semua kegiatan Collection Talk (CT) dapat disaksikan ulang dalam playlist Collection Talk di Youtube Museum Geologi, atau dapat langsung menekan tautan bit.ly/PlaylistCTMG.

Media sosial sebagai Entertainment dan promosi Museum Geologi

Media sosial sebagai teknologi berbasis internet memberi pengaruh besar pada kehidupan kontemporer kira-kira dua dekade terakhir. Platform ini dapat menghubungkan para penggunanya untuk saling berinteraksi, berbagi informasi, meskipun terpisah dengan jarak yang sangat jauh, Tidak mengherankan banyak pengguna media sosial terutama generasi millenial memanfaatkannya baik untuk kepentingan eksistensi pribadi, kelompok, ekonomi, hingga pencarian informasi. Museum Geologi menggunakan media sosial untuk menjadi lebih dekat dengan audiens pengguna media sosial, hal ini dimanfaatkan dengan cara entertainment atau promosi dengan output berupa konten seputar museum, koleksi atau kegeologian baik dalam bentuk video, foto, atau infografis. Museum Geologi memiliki akun Instagram pada @geomuzee, Facebook: Sahabat Museum Geologi, serta kanal YouTube: Museum Geologi.

Inovasi digital sebagai “The Power of Museum”

Pada 18 Mei tahun ini, International Council of Museums atau ICOM mengusung tema The Power of Museum yang juga diperingati oleh Museum Geologi 16-21 Mei 2022 dengan serangkai kegiatan dan kolaborasi diadakan dengan gagasan hybrid. The Power of Museum memberi kesan museum sebagai suatu tempat yang tidak hanya melestarikan pengetahuan dan nilai sejarah  melainkan memiliki kekuatan juga dalam membuat perubahan kepada masyarakat di masa setelah pandemi (post-pandemic). Dengan demikian di masa pasca pandemi Museum harus mengaplikasikan gagasan hybrid yakni dapat diakses secara luring (konvensional) dan daring (digital). Sebagai perwujudan museum kontemporer, pemanfaatan serangkaian platform sangatlah penting, seperti yang sudah menjadi Langkah Museum Geologi berupa kunjungan museum (virtual tour), pameran digital (e-exhibition), penyampaian informasi koleksi dan promosi secara digital. Dengan menambahkan fitur digital pada museum akan membuatnya semakin menarik dan memudahkan aksesibilitas pelayanan yang dapat dijangkau bahkan dari jarak yang terjauh sekali pun. Selain itu, gagasan museum hybrid dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat menuju museum yang lebih demokratis dan inklusif sebagai perwujudan dari citra-ulang (re-imagine) museum yang mutakhir dan pemulihan (recovery) pasca pandemi.(RE)




Ikuti Berita Kami