Museum Geologi kembali menggelar Collection Talk Seri 16 yang membahas koleksi mineralisasi tembaga-emas dari Ujung Timur Jawa. Kegiatan ini dilakukan secara hybrid pada Kamis (22/8) di Auditorium Museum Geologi dan lokasi lapangan di Banyuwangi melalui Zoom. Kegiatan ini dihadiri berbagai peserta yang berasal dari Pemerintah Daerah, Guru, Pelajar, Mahasiswa, Komunitas dan UMKM baik offline maupun online.
Narasumber yang hadir di Auditorium adalah Ir. Nurcahyo Indro Basuki, M.T., Ph.D, Dosen Teknik Geologi ITB dan Agustina, S.T., Penyelidik Bumi Madya Museum Geologi. Sedangkan Narasumber yang berada di lapangan adalah Nada Salsabilla Deva, S.T. dan Reza Fahmi, S.T., M.Sc. Keduanya adalah Ahli Geologi dari PT Bumi Suksesindo. Kemudian Firman Sauqi Nur Sabila, S.T., M.T. dari Pusat Informasi Geopark Ijen.
Dalam sambutannya, Kepala Museum Geologi, R. Isnu Hajar Sulistyawan menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk mensosialisasikan serta mendalami informasi mengenai koleksi dan kekayaan geologi. “Kegiatan ini merupakan salah satu daya tarik untuk mempelajari dan mendalami ilmu kebumian karena merupakan sumber kehidupan kita. Kita harus tahu apapun yang kita lihat dan ketahui karena semuanya berasal dari bumi,” ujar Isnu.
Koleksi yang ditampilkan pada kegiatan ini meliputi mineral pembawa unsur tembaga, seperti Malakit, Bornit, Kovelit, Azurit, dan Kalkoporit. Koleksi-koleksi ini berasal dari berbagai penjuru Indonesia, termasuk Papua, Sumbawa, Bogor, Tasikmalaya, Pantai Pulau Merah, dan lainnya. Koleksi tersebut diperlihatkan dan dijelaskan oleh Agustina, dimana koleksi-koleksi yang ditampilkan merupakan hasil pemanfaatan dari sumber daya geologi yang diambil dari sampel lapangan atau hibah dari perusahaan kepada Museum Geologi. Koleksi-koleksi ini juga memiliki ruang penyimpanan khusus yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk penelitian.
Nurcahyo dalam pemaparannya menyampaikan tentang teori mineralisasi porfiri Tembaga-Emas dan epitermal Emas. Kemudian Reza menjelaskan singkapan mineralisasi di Pantai Pulau Merah. Lalu Nada menjelaskan sejarah penemuan dan mineralisasi Tembaga-Emas di Tujuh Bukit serta memperlihatkan coreshed hasil eksplorasi PT Bumi Suksesindo. Sedangkan Firman menjelaskan potensi Geowisata Pulau Merah yang menjadi bagian dari Global Geopark Ijen.
Dalam penyampaiannya Nurcahyo menyampaikan bahwa tantangan dalam pengembangan infrastruktur pertambangan emas dan pariwisata adalah mengkonfigurasikan wisata dan tren. Ia berharap para generasi muda bisa mengeksplorasi dan memanfaatkan kekayaan bumi. “Indonesia kaya akan kekayaan bumi dan masih banyak area yang perlu dieksplorasi, termasuk tambang geothermal. Dibutuhkan tenaga muda yang akan melanjutkan eksplorasi dan berperan dalam membangun Indonesia untuk memberikan dampak positif,” ujarnya.
Kegiatan Collection talk ini tentunya menjadikan pengalaman dan menjadi forum menarik yang bermanfaat bagi masyarakat.Untuk update informasi dan kegiatan Museum Geologi, ikuti terus media sosial resmi kami di museum.geologi.esdm.go.id, You Tube channel kami Museum Geologi serta Instagram dan TikTok kami di @museum_geologi.
Museum Geologi: Smart Museum. Smart People. Smart Nation!
Penulis: Vina Nabila
Editor: Anita Kusumayati