Press Release Aktivitas Vulkanik Gunungapi Awu 26 Juli 2023

 Secara geografis, Gunung Awu terletak pada posisi koordinat 3.6828460o LU dan 125.455980o BT. Puncak Gunung Awu berada pada ketinggian 1320 m di atas permukaan laut.  Secara administratif, Gunung Awu berada di Pulau Sangihe yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara.

 Gunung Awu diamati secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berlokasi di Jl. Radar Tahuna, Kecamatan Apeng Sembeka, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.

 Gunung Awu memiliki interval erupsi berkisar antara 1 hingga 101 tahun. Erupsi terakhir terjadi pada Juni 2004, berupa erupsi magmatik menghasilkan kolom erupsi setinggi 3000 m di atas puncak. Tingkat aktivitas G. Awu adalah Level II (Waspada) sejak 25 Agutustus 2022.

 Perkembangan terakhir aktivitas Gunungapi Awu hingga tanggal 26 Juli 2023 adalah sebagai berikut :

  • Telah terjadi kenaikan kegempaan yang diduga akibat pergerakan magma ke kedalaman yang lebih dangkal. Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah Gempa Vulkanik-Dangkal (VB) dan Gempa Vulkanik-Dalam (VA) yang relatif tinggi. Sejak tanggal 12 Juli 2023 hingga 25 Juli 2023 (14 hari) terekam gempa VB sebanyak 129 kali kejadian dan Gempa VA sebanyak 95 kali kejadian.  Energi gempa pun mengalami peningkatan yang terdeteksi dari grafik RSAM yang meningkat. Namun demikian, hingga saat ini tidak terdeteksi adanya gempa Low-Frequency maupun Getaran Tremor yang dapat menjadi gejala awal kejadian erupsi.
  • Pengamatan visual saat ini menunjukkan aktivitas di permukaan masih berupa hembusan gas, tidak ada material batuan atau pun abu yang terbawa ke permukaan. Selama kurun waktu 12-25 Juli 2023 (14 hari) gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Melalui pengamatan CCTV yang dipasang di daerah puncak, teramati hembusan gas dari dasar kawah/kubah lava berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 10-100 meter dari puncak. Tinggi hembusan gas berkurang saat cuaca cerah
  • Potensi bahaya G. Awu yang mungkin terjadi berupa erupsi magmatik eksplosif menghasilkan lontaran material pijar dan/atau aliran piroklastik, magmatik efusif menghasilkan aliran lava, maupun erupsi freatik yang didominasi uap, gas gunungapi maupun material erupsi sebelumnya. Potensi pembongkaran kubah lava dapat terjadi jika tekanan di dalam sistem magmatik mengalami peningkatan signifikan. Potensi bahaya lain berupa emisi gas gunungapi seperti CO, CO2, H2S, N2 dan CH4. Gas-gas tersebut dapat membahayakan jiwa jika konsentrasi yang terhirup melebihi nilai ambang batas aman.
  • Potensi bahaya sekunder jika erupsi telah terjadi, berupa aliran lahar yang berasal dari material piroklastik yang jatuh di bagian lereng dan terbawa air hujan mengikuti alur-alur sungai yang berhulu dari G. Awu.
  • Berdasarkan pemantauan visual dan instrumental hingga tanggal 26 Juli 2023, Badan Geologi menyatakan Tingkat Aktivitas Gunungapi Awu masih berada pada Level II (WASPADA).
  • Dalam tingkat aktivitas Level II (WASPADA), masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 3 km dari kawah puncak Gunung Awu terkait potensi bahaya gas vulkanik konsentrasi tinggi serta lontaran batuan jika terjadi erupsi freatik yang tiba tiba, tanpa didahului oleh gejala kenaikan aktivitas yang jelas. Radius dan jarak rekomendasi ini ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya. Tingkat aktivitas G. Awu akan ditinjau kembali jika terdapat perubahan visual dan kegempaan yang signifikan.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

 

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Ikuti Berita Kami