Analisis Geologi Kejadian Gempa Bumi Di Laut Jawa, Provinsi Jawa Timur, Tanggal 14 April 2023

Analisis geologi kejadian gempa bumi di Laut Jawa, Provinsi Jawa Timur, sebagai berikut:
 

I. Informasi gempa bumi

Gempa bumi terjadi pada hari Jumat, tanggal 14 April 2023, pukul 16:55:44 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di Laut Jawa pada koordinat 6,29 LS dan 111,92 BT, dengan magnitudo (M6,6) pada kedalaman 632 km, berjarak sekitar 66,8 km barat laut Kota Tuban, Provinsi Jawa Timur. Menurut data The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 112,033 BT dan 6,026 LS dengan magnitudo (M7,0) pada kedalaman 594 km. Berdasarkan data dari GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 111,02 BT dan 6,05 LS, dengan magnitudo (M7,0) pada kedalaman 614 km. Ketiga stasiun tersebut mencatat terjadinya gempa bumi susulan pada pukul 17:37:54 WIB dengan magnitudo (M5,5) dan kedalaman 600 km. 

II. Kondisi geologi dan penyebab gempa bumi

Wilayah yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi adalah pantai utara Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Wilayah tersebut pada umumnya merupakan morfologi dataran pantai yang berbatasan dengan perbukitan hingga perbukitan terjal pada bagian selatannya. Wilayah tersebut secara umum tersusun dominan oleh tanah lunak (kelas E), tanah sedang (kelas D) dan sebagian kecil berupa tanah keras (kelas C). Batuannya tersusun oleh batuan berumur Tersier (terdiri – dari batuan sedimen dan batugamping) dan endapan Kuarter (terdiri – dari endapan aluvial pantai, aluvial sungai dan batuan rombakan gunung api muda). Sebagian batuan berumur Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi. Selain itu morfologi perbukitan yang tertutup oleh batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah/ longsoran apabila dipicu guncangan gempabumi kuat dan curah hujan tinggi di daerah ini. 
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, data mekanisme sumber dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman,  maka kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi dengan aktivitas zona penunjaman yang terbentuk akibat tumbukan antara Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudera Indo-Australia dengan mekanisme sesar normal dan berarah relatif barat  barat laut – timur tenggara.  

III. Dampak gempa bumi

Hingga laporan ini dibuat menurut informasi dari BPBD Provinsi Jawa Timur belum ada informasi korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat kejadian gempa bumi ini. Guncangan gempa bumi terasa pada daerah luas di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jakarta, Bali dan NTB. Menurut data BMKG guncangan gempa bumi di utara Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah terasa pada skala intensitas IV MMI (Modified Mercally Intensity)_, di Bandung pada skala III MMI. Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi rendah dan menengah. Kejadian gempa bumi tersebut tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami. Menurut data Badan Geologi daerah pantai utara Jawa Timur mempunyai potensi tinggi tsunami di garis pantai _(tsunami height) kurang dari 2 m.

IV. Rekomendasi

  1. Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami
  2. Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang kekuatannya lebih kecil
  3. Daerah pantai utara Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur tergolong rawan bencana gempa bumi, oleh karena itu direkomendasikan agar ditingkatkan upaya mitigasi bencana gempa bumi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural
  4. Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) seperti retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

Ikuti Berita Kami