ANALISIS GEOLOGI KEJADIAN GEMPA BUMI DI PERAIRAN KABUPATEN SUMBA BARATDAYA, PROVINSI NTT, TANGGAL 12 JULI 2023

I. Informasi gempa bumi

Gempa bumi terjadi pada hari Rabu, tanggal 12 Juli 2023, pukul 15:39:35 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 118,81 BT dan 10,01 LS, berjarak sekitar 50 km barat daya Sumba baratdaya, Provinsi NTT, dengan magnitudo (M5,3) pada kedalaman 10 km. Menurut informasi dari _The United States Geological Survey_ (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 118,799 BT dan 10,242 LS dengan magnitudo (M5,0) pada kedalaman 49,3 km. Berdasarkan data _GeoForschungsZentrum_ (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 118,77° BT dan 10,12° LS, dengan magnitudo (M5,1) pada kedalaman 10 km.

II. Kondisi geologi dan penyebab gempa bumi

Lokasi terdekat dengan pusat gempa bumi adalah daerah Kabupaten Sumba Baratdaya. Morfologi daerah tersebut pada umumnya merupakan dataran, dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang. Berdasarkan atlas Vs30 Indonesia, wilayah pantai daerah tersebut secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E). Daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh endapan Kuarter berupa endapan aluvial pantai dan aluvial sungai, serta batuan berumur Tersier berupa batugamping). Endapan Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak _(unconsolidated)_ dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas zona subduksi.

III. Dampak gempa bumi

Hingga laporan ini dibuat belum ada informasi korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat kejadian gempa bumi ini. Menurut data BMKG guncangan gempa bumi di daerah Sumba Baratdaya dirasakan pada skala intensitas III-IV MMI _(Modified Mercally Intensity)_, di pos pengamatan gunung api Tambora dan Sangeangapi terekam pada skala II MMI. Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terdekat dengan pusat gempa bumi sebagian besar terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, namun diperkirakan tidak mengakibatkan terjadinya deformasi bawah laut yang dapat memicu terjadinya tsunami. Menurut data Badan Geologi, wilayah pantai Pulau Sumba tergolong rawan bencana tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari 3 meter.

IV. Rekomendasi

(1) Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan percaya oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

(2) Wilayah Pulau Sumba tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, oleh karena itu harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural.

(3) Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan _(collateral hazard)_ yaitu : retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

Ikuti Berita Kami